Jokowi,
Soekarno, dan Palangkaraya
Eko Sulistyo ; Deputi Komunikasi Politik dan Diseminasi
Informasi,
Kantor Staf Presiden
|
KORAN
SINDO, 17
April 2017
Kota Palangkaraya mendadak menjadi berita setelah Presiden
Joko Widodo (Jokowi) mengeluarkan wacana perpindahan ibu kota dari Jakarta ke
Palangkaraya di Kalimantan Tengah.
Wacana perpindahan ibu kota ke Palangkaraya sebenarnya
bukan hal baru. Selain Presiden Jokowi, saat menjabat Presiden RI, Susilo
Bambang Yudhoyono (SBY) juga pernah mewacanakannya. Namun, ide awal
pemindahan ibu kota ke Palangkaraya berasal dari Presiden Soekarno.
Ada empat pertimbangan yang melatarbelakangi Presiden
Jokowi mengeluarkan wacana pemindahan ini.
Pertama, perlunya pemerataan perekonomian antara Pulau
Jawa dan pulau lain serta mencegah konsentrasi pembangunan di satu wilayah.
Jika pusat pemerintahan dipindahkan, akan menumbuhkan pusat ekonomi dan
pertumbuhan baru di sekitarnya.
Kedua, Kota Palangkaraya di Kalimantan tidak terancam oleh
gempa bumi, karena bukan merupakan jalur gunung berapi ring of fire seperti
melewati Pulau Jawa.
Ketiga, tersedianya tanah luas yang dikuasai negara dan
statusnya jelas sehingga tidak perlu ada proses pembebasan tanah. Bahkan,
Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran telah menyiapkan lahan seluas
500.000 hektare untuk memfasilitasi pemindahan ini.
Keempat,Jakarta sudah terlalu padat dan kemacetan yang
sudah parah. Namun, menurut Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional
(PPN)/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro, pemindahan ibu kota memerlukan
dana besar dan akan memakan waktu panjang.
Karena itu yang mungkin dapat dilakukan sementara ini
hanya penetapan sebagai ibu kota pusat pemerintahan. Presiden Jokowi sendiri
sudah meminta Menteri PPN/Kepala Bappenas mengkajinya.
Warisan Kota Kolonial
Pasca-Indonesia merdeka, bukan hanya Jakarta yang pernah
menjadi ibu kota pusat pemerintahan. Yogyakarta pun pernah menjadi Ibu Kota
Indonesia sejak 4 Januari 1946 sampai 27 Desember 1949, karena Jakarta
diduduki Belanda. Setelah Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia, ibu kota
kembali ke Jakarta. Selain Yogyakarta, Kota Bukit Tinggi di Sumatera Barat
juga pernah direncanakan menjadi ibu kota sementara jika Yogyakarta dikuasai
Belanda. Gagasan awal pemindahan ibu kota ke Palangkaraya adalah ide Soekarno
pada tahun 1950- an.
Soekarno yang sangat nasionalis merasa ibu kota dan
kota-kota di Indonesia adalah desain dan warisan dari kolonialisme. Karena
itu, sebagai bangsa merdeka, Indonesia harus mempunyai ibu kota yang dibangun
sendiri, bukan warisan kotak olonial. Munculnya Kota Palangkaraya sebagai ibu
kota pemerintahan sesuai dengan konsep tata ruang Indonesia merdeka yang
direncanakan Soekarno. Sebuah tata ruang baru yang sangat ”Indonesia
sentris”, bukan ”Jawa sentris” seperti warisan kolonial.
Pelabuhan sebagai pusat perdagangan akan dibangun di
sepanjang pesisir Sumatera Utara-Kalimantan-Sulawesi. Sementara wilayah Jawa
dan Bali dijadikan pusat lumbung pangan. Dalam rencana itu akan dibangun
terowongan untuk menghubungkan antara Pulau Sumatera-Jawa dan Bali. Dalam
tata ruang pertahanan, Biak di Papua akan menjadi pusat pertahanan laut di
Indonesia Timur. Bandung menjadi pusat pertahanan darat dan Kalimantan
menjadi pusat pertahanan udara.
Kota Palangkaraya menjadi pilihan strategis untuk menjadi
ibu kota negara sebagai pusat pemerintahan sekaligus pusat pertahanan militer
udara, karenaletaknya berada ditengahtengah Indonesia. Sementara Jakarta
tetap menjadi kota perdagangan dan jasa internasional. Saran untuk
perpindahan ibu kota ke Palangkaraya kepada Soekarno datang dari Semaun,
konseptor yang terlibat dalam pembangunan tata ruang kota-kota satelit Uni
Soviet di wilayah Asia Tengah.
Kalimantan dijadikan pertimbangan karena sebagai pulau
terbesar di Indonesia dan letaknya di tengah-tengah gugus pulau Indonesia. Di
samping itu, untuk menghilangkan sentralistik Jawa yang telah menimbulkan
ketidakpuasan dan pergolakan daerah seperti PRRI/Permesta. Setelah setahun
mempelajari tentang Kalimantan, keputusan diambil dengan cara yang unik. Pada
suatu malam dalam sebuah pertemuan, Soekarno mengambil mangkuk putih di depan
peta besar Kalimantan. Kemudian menaruh mangkuk itu ke tengah-tengah peta.
Soekarno lalu berkata di hadapan semua orang, ”Itu Ibu Kota RI”, sambil
menunjuk satu peta di tepi Sungai Kahayan.
Tata Kota Palangkaraya
Kota Palangkaraya merupakan bagian integral dari
pembentukan Provinsi Kalimantan Tengah berdasarkan Undang-Undang Darurat
Nomor 10 Tahun 1957. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1958, Parlemen
Republik Indonesia tanggal 11 Mei 1959 mengesahkan Undang- Undang Nomor 27
Tahun 1959, yang menetapkan pembagian Provinsi Kalimantan Tengah dalam 5
(lima) Kabupaten dan Palangkaraya sebagai ibu kotanya.
Palangkaraya sendiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 21
Tahun 1958 adalah nama pengganti dari ibu kota provinsi yang dulunya bernama
Pahandut, kini menjadi nama kecamatan di Palangkaraya. Rencana kawasan
pembangunan Ibu Kota Palangkaraya mencakup areal seluas 2.600 km persegi atau
tiga kali lipat luas Jakarta. Lahan seluas itu dirasa cukup untuk menanggung
beban sebuah kota metropolitan.
Rencananya, seluruh tata Kota Palangkaraya akan selesai
pada tahun 1975. ”Jadikanlah Kota Palangkaraya sebagai modal dan model,” ujar
Soekarno. Pada 17 Juli 1957, Presiden Soekarno melakukan seremoni pemancangan
tiang pertama pembangunan Kota Palangkaraya. Ikut dalam peresmian ini Duta
Besar Rusia DA Zukov, Duta Besar Amerika Serikat Hugh Cumming Jr,
menteri-menteri, dan pegawai istana. Kota baru ini kemudian diberi nama
Palangka Raya atau Palangkaraya.
”Palangka” sendiri mempunyai arti gandar atau tempat yang
suci diturunkan dari langit ketujuh, dan ”Raya” artinya besar sehingga
artinya tempat suci yang besar. Nama Palangkaraya juga sebuah keyakinan bahwa
manusia pertama yang menjadi nenek moyang Suku Dayak diturunkan ke bumi oleh
Ranying Hatalla (Tuhan) dengan kendaraan Palangka Bulau. Palangka berarti
gandar atau tempat sajen dan Bulau berarti emas.
Menurut Gubernur Kalimantan Tengah saat itu, Tjilik Riwut,
di Indonesia hanya ada dua ibu kota yang memakai ”Raya”, yaitu Jakarta Raya
dan Palangka Raya. Menurutnya, Palangka Raya adalah ibu kota pertama di
Indonesia yang murni dibangun oleh karya anak bangsa sendiri, di alam
merdeka, dan bukan peninggalan Belanda. Tata Kota Palangkaraya dirancang
dengan memadukan transportasi darat dan sungaiserta menjadikan Sungai Kahayan
sebagai urat nadi kota. Soekarno juga ingin Kahayan secantik sungai-sungai di
Eropa. ”Janganlah membangun bangunan di sepanjang tepi Sungai Kahayan.
Lahan di sepanjang tepi sungai tersebut hendaknya diperuntukkan
bagi taman sehingga pada malam yang terlihat hanyalah kerlapkerlip lampu
indah pada saat orang melewati sungai tersebut,” kata Soekarno. Seluruh jalan
Palangkaraya dibuat lurus-lurus dan menuju satu bundaran besar di pusat kota.
Jalan-jalan ini bisa diperlebar sampai empat belas jalur untuk pendaratan
pesawat MIG buatan Uni Soviet untuk bersiap menghadapi serangan dari Inggris.
Proses pembangunan jalan dilakukan dengan mengeruk tanah
gambut kemudian dilakukan pengerasan. Namun, proyek jalan baru dibangun 40 km
dari rencana awal 174 km berhenti akibat pergolakan politik di Jakarta pada
Oktober 1965. Pada akhirnya ide membangun ibu kota di Palangkaraya gagal
direalisasikan.
Konsentrasi dan dana negara yang terbatas akibat tersedot
untuk penyelenggaraan Asian Games (1962), Olimpiade Games of the New Emerging
Forces (Ganefo), Gelora Bung Karno, Tugu Selamat Datang, Hotel Indonesia, dan
Masjid Istiqlal. Seluruh proyek akhirnya terhenti sama sekali seiring
pergantian kekuasaan dari Soekarno kepada Orde Baru Soeharto pada tahun 1965.
●
|
Kabar baik Allah yang Maha Kuasa telah begitu setia kepada saya dan seluruh keluarga saya untuk menggunakan perusahaan pinjaman ibu Emily untuk mengubah situasi keuangan hidup saya untuk kehidupan yang lebih baik dan lebih stabil sehingga sekarang saya memiliki bisnis sendiri di kotaNama saya Nur Khomariyah dari kota Sidoarjo, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada ibu. Emily karena membantu saya dengan pinjaman yang baik setelah saya menderita di tangan pemberi pinjaman palsu yang menipu saya karena uang saya tanpa menawarkan saya pinjaman, saya memerlukan pinjaman selama 2 tahun terakhir untuk memulai bisnis saya sendiri di kota Sidoarjo tempat saya tinggal dan saya jatuh ke tangan perusahaan palsu di India yang telah menipu saya dan tidak menawarkan pinjaman kepada saya dan saya sangat frustrasi karena saya kehilangan semua uang saya ke perusahaan palsu di India, karena saya berutang kepada bank dan teman-teman saya dan saya tidak punya orang untuk dituju, sampai suatu hari teman setia saya menelepon Slamet Raharjo setelah membaca kesaksiannya tentang bagaimana dia mendapat pinjaman dari ibu perusahaan pinjaman Emily, jadi saya harus menghubungi Slamet Raharjo dan dia mengatakan kepada saya dan meyakinkan saya untuk menghubungi ibu emily bahwa dia adalah ibu yang baik dan saya harus memanggil keberanian dan saya menghubungi ibu emily perusahaan dan secara mengejutkan, pinjaman saya diproses dan disetujui dan dalam waktu 2 jam pinjaman saya dipindahkan ke akun saya dan saya sangat terkejut bahwa ini adalah keajaiban dan saya harus bersaksi tentang ibu pekerjaan yang baik Emilyjadi saya akan menyarankan semua orang yang membutuhkan pinjaman untuk menghubungi ibu perusahaan pinjaman Emily melalui email: emilygregloancompany@gmail.com. atau whatsapp +1 (669) 4002627 dan saya meyakinkan Anda bahwa Anda akan bersaksi seperti yang telah saya lakukan dan Anda juga dapat menghubungi saya untuk informasi lebih lanjut tentang Mother Emily melalui saya email: nurkhomariyah1989@gmail.com dan Anda masih dapat menghubungi teman saya Nur Syarah yang memperkenalkan saya kepada Ms. Margaret melalui email: slametraharjo211989@gmail.comsemoga Tuhan terus memberkati dan mendukung ibu Emily yang telah mengubah kehidupan finansial saya.
BalasHapus