Karakter
Bangsa dan Tanggung Jawab Partai Politik
Ahmad Baedowi ;
Direktur
Pendidikan Yayasan Sukma, Jakarta
|
MEDIA
INDONESIA, 20 Februari 2017
"TUGAS berat untuk mengisi kemerdekaan adalah
membangun karakter bangsa," demikian diutarakan Soekarno, berpuluh tahun
silam. Tak lekang oleh zaman, pernyataan itu relevan dengan situasi kehidupan
berbangsa dan bernegara kita yang senantiasa menghadapi tantangan
sosial-budaya, politik, ekonomi, dan berbagai aspek kehidupan lainnya.
Karakter sebagai faktor penting keberhasilan harus senantiasa ditempa, salah
satunya dengan pendidikan. Hal itu senada dengan visi nasional pembangunan
SDM dalam rencana pembangunan jangka panjang Indonesia (2005-2025), yaitu
terciptanya manusia yang sehat, cerdas, produktif, dan berakhlak mulia.
Sepanjang sejarah kemanusiaan, karakter selalu menjadi
domain penting untuk ditelaah dan dikemukakan sebagai dasar terciptanya
tatanan sosial yang beradab. Bahkan, hampir semua agama menitahkan para
penganut untuk memiliki keadaban dalam perilaku dan memperlakukan sesama,
serta didasari pandangan dan nilai-nilai yang positif. Semua nilai positif
pasti berasal dari sikap jiwa atau karakter yang positif. Pertanyaannya
kemudian, dari mana dan di mana muasal usaha penubuhan dan penumbuhan
karakter yang positif pada diri manusia?
Pendidikan bela negara
Salah satu tugas kenegaraan partai politik (parpol) ialah
menginisiasi kecerdasan masyarakat melalui pendidikan. Itulah mengapa
pendidikan tidak bisa dipisahkan dari upaya mewujudkan cita-cita menjadi
bangsa yang merdeka dan maju. Dan dalam konteks ini, partai politik dapat
berperan signifikan dengan memfasilitasi proses pendidikan bisa disebut juga
pengaderan yang bertujuan melahirkan insan-insan cerdas berwawasan dan
berkarakter. Sebagai salah satu struktur sosial yang paling utama, parpol
jelas memiliki tantangan yang tidak ringan dalam ikut membentuk karakter
masyarakat.
Ini berarti setiap parpol sesungguhnya memiliki tanggung
jawab dalam merancang pola perilaku masyarakat yang saling menghargai sesama,
jujur, dan perilaku baik yang memang sudah ada di dalam diri setiap orang.
Karena itu, menjadi tugas parpol dan para legislator yang mereka miliki untuk
merancang skema pendidikan bela negara yang berorientasi pada penubuhan dan
penumbuhan karakter dan nilai-nilai keadabaan para kadernya. Dalam pendidikan
bela negara, parpol setidaknya bertanggung jawab terhadap tiga aspek
kehidupan berpolitik yang sehat, yaitu memberikan wawasan yang memadai
tentang pentingnya memperkuat kepribadian para kader dengan keterampilan
mengelola emosi secara cerdas dan bertanggung jawab.
Selain aspek kepribadian, parpol harus mau dan mampu
meningkatkan aspek keilmuan kadernya dalam melihat aspek-aspek kepartaian dan
kebangsaan. Wawasan kepartaian dan kebangsaan menjadi salah satu modal
penting bagi individu dalam berproses dan berperan aktif menjalankan
fungsinya sebagai kader partai yang patriotik membela kepentingan negara.
Dengan wawasan kebangsaan yang memadai, kerangka parpol akan menjadi ajang
pelatihan dan pembelajaran dalam berorganisasi dan berpolitik bagi para
kader, alih-alih penguatan kepentingan kelompok tertentu. Dengan kata lain,
kepentingan bangsa dan negara senantiasa menjadi rujukan utama dalam bersikap
di dalam maupun di luar lingkungan partai.
Sistem kehidupan berpolitik di dalam partai kemudian juga
menjadi ajang pembelajaran untuk mengambil peran sosial-politik yang lebih
besar. Di sinilah parpol sebagai salah satu pilar demokrasi dapat menjadi
agen perubahan yang berpartisipasi aktif dalam membangun bangsa. Dalam
kerangka itulah, Partai Nasional Demokrat (NasDem), misalnya, akan
menginisiasi suatu wadah pendidikan kader yang disebut Akademi Bela Negara.
Pendiriannya tidak lain bertujuan membekali para kader partai dengan
pendidikan karakter, wawasan kepartaian, dan wawasan kebangsaan. Ketiga
simpul itu diharapkan menghasilkan satu kesatuan yang kuat dalam kepribadian
kader-kader Partai NasDem. Dengan kader-kader yang berkualitas, fungsi
perubahan dapat berjalan maksimal membawa Indonesia menjadi bangsa mandiri
dan makmur, terbebas dari belenggu kebodohan, kemiskinan, dan
keterbelakangan.
Inisiatif kedua
Akademi Bela Negara Nasional Demokrat (ABN-NasDem) yang
akan dilakukan dalam waktu dekat sesungguhnya merupakan inisiatif kedua
partai tersebut dalam melihat pentingnya melakukan perubahan melalui proses
pendidikan yang baik dan benar. Inisiatif pertama yang dilakukan Partai
NasDem ialah menyelenggarakan workshop terukur melalui program Sekolah
Legislatif. Kata sekolah menyiratkan adanya kebutuhan jangka pendek,
menengah, dan panjang terhadap para legislator asal NasDem untuk terus
belajar terhadap bukan hanya hal-hal baru, melainkan juga melakukan simulasi
terhadap proses-proses yang akan berlangsung di gedung DPR selama mereka
bertugas sebagai wakil rakyat.
Yang menarik dari Sekolah Legislatif NasDem ialah
keragaman materi. Mulai gaya komunikasi efektif para legislator ketika nanti
akan berhadapan dengan publik dan media hingga pengenalan materi table
manner. Selain itu, peserta sekolah legislatif NasDem diberi pengayaan materi
hasil riset beberapa lembaga kredibel dalam rangka memberikan bahan yang
cukup dalam menganalisis situasi yang ada di tengah-tengah masyarakat. Jelas
sekali ide dasar sekolah legislatif ialah keinginan untuk menjadikan para
wakil rakyat asal NasDem memiliki sensitivitas terhadap seluruh isu yang
berkembang di masyarakat.
Mengapa pendidikan bela negara dan sekolah legislatif
penting? Bagi saya, membuat partai itu harus kurang lebih sama dengan
membangun sebuah sekolah atau lembaga pendidikan. Dalam membuat sekolah, yang
terpenting keyakinan apa yang kita buat hari ini adalah untuk kemenangan dan
kesuksesan anak-cucu kita ke depan. Alangkah indahnya jika seluruh partai,
tidak terkecuali NasDem, menjadikan parpol sebagai lembaga pendidikan yang
akan menciptakan generasi penerus yang cerdas dan beriman serta membanggakan
ibu pertiwi. Tentu kita ingin restorasi dan gerakan perubahan yang
dikumandangkan Surya Paloh dengan Partai NasDem melihat persoalan pendidikan
ini secara serius dengan membuat sayap kajian bidang pendidikan yang
komprehensif.
Ini lantaran jika Partai NasDem dipilih dan dipercaya
rakyat tidak akan mengulangi kesalahan yang sama telah dibuat banyak parpol
yang memasukkan dan memasung isu pendidikan ke dalam ranah politik. Ini
artinya jika niat membuat partai hanya untuk kekuasaan semata, malapetaka
akan selalu setia mendampingi. Menyentuh pendidikan secara asasi hanya bisa
dilakukan dengan keikhlasan. Karena itu, jika Partai NasDem ingin berumur
panjang, keikhlasan harus menjadi bagian dari visi besar membangun masa depan
yang lebih baik. ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar