Kesejahteraan Guru Meningkat Integritas Harus Naik
Bambang Sudibyo ;
Mantan Menteri Pendidikan
Nasional;
Ketua Badan Amil Zakat Nasional
|
MEDIA INDONESIA,
04 Mei 2016
MOMEN peringatan Hari
Pendidikan Nasional mengingatkan kembali pentingnya untuk terus meningkatkan
kualitas salah satu pilar penting pembangunan itu. Pendidikan yang ideal
memiliki tiga kunci, yaitu bermutu, relevan dengan kebutuhan masyarakat, dan
merata. Bermutu ialah pendidikan yang mengantarkan peserta didik kepada
keimanan dan ketakwaan, memiliki kepribadian tangguh, dan memiliki kompetensi
yang tinggi. Tidak kalah penting ialah relevansi, yaitu pendidikan yang
menjawab kebutuhan masyarakat saat ini, dan merata. Artinya bahwa pendidikan
harus memberikan akses merata kepada seluruh warga negara.
Apalagi saat ini
kondisi pendidikan masih jauh dari ideal karena kebutuhan masyarakat terus
bergerak sehingga relevansinya juga harus dinamis. Salah satu masalah penting
dalam dunia pendidikan terletak pada guru. Saat ini kesejahteraan guru
besertifikasi sudah jauh lebih baik, tetapi secara idealisme masih perlu
ditingkatkan.
Dedikasi guru sekarang
ini menurun sekali. Mereka mudah melakukan komersialisasi pendidikan. Biaya
sekolah sekarang gratis dengan adanya dana bantuan operasional sekolah (BOS),
tetapi sekolah terus memungut biaya ini itu. Di sinilah muncul peran zakat.
Bagi seorang guru yang
beragama muslim, membersihkan hartanya dengan mengeluarkan zakat minimal 2,5%
tiap bulan dari penghasilan akan membentuk karakter yang kuat dan
berintegritas tinggi. Karakter yang membangun jiwa pengabdian sehingga tahan
godaan terhadap segala bentuk penyelewengan dan permainan yang mempersulit
masyarakat, terutama kaum tak mampu memperoleh pendidikan yang layak.
Buat investasi
Selain bermanfaat
terhadap para pembayarnya, zakat membantu kalangan marginal mendapatkan
pendidikan. Zakat meningkatkan akses keluarga kurang mampu untuk memperoleh
pendidikan melalui berbagai program produktif di bidang pendidikan. Ini
sebuah investasi jangka panjang untuk pembangunan generasi penerus bangsa.
Dengan dana zakat yang
ditunaikan masyarakat, Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) telah berhasil
membuat 386 keluarga yang hidup di bawah garis kemiskinan memiliki anak yang
menjadi sarjana dari berbagai universitas di Indonesia melalui program Satu
Keluarga Satu Sarjana (SKSS).
Selain itu, sebanyak
45 siswa dibiayai gratis untuk mengenyam pendidikan setara SMP di Sekolah
Yatim Baznas Ah Baabullah Center di
Bogor, Jawa Barat. Program kerja sama dengan Qatar Charity itu juga memberikan fasilitas asrama gratis dengan
fasilitas yang baik.
Ada juga program Kaderisasi Seribu Ulama yang
memberikan pendidikan S-2 dan S-3 di bidang agama Islam kepada 324 orang,
serta program DINAR yang hingga saat ini telah memberikan beasiswa kepada
1.317 siswa SD hingga SMA. Selain itu, ada pula santunan pendidikan yang
telah diberikan kepada ribuan warga yang terbelit kesulitan biaya dengan
urgensi tinggi. Seluruhnya dibiayai dengan dana zakat.
Jika zakat dikelola
dengan baik dan dibayarkan melalui amil resmi, akan terjadi agregasi sehingga
zakat akan terkumpul dan dapat menjadi instrumen keuangan negara. Otomatis
itu dapat mengatasi masalah pendidikan. ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar