Ide-Ide Terobosan di Masa Sulit
Dahlan Iskan ;
Mantan CEO Jawa Pos
|
JAWA
POS, 28 September 2015
PELAKU ekonomi
biasanya memanfaatkan masa sulit untuk konsolidasi. Pabrik ditutup untuk
dilakukan perbaikan dan perawatan mesin. Daripada terus berproduksi, tapi
rugi karena sulit menjual.
Karyawan dikerahkan
untuk perbaikan lingkungan. Atau dididik ulang. Atau diberi keterampilan yang
berbeda. Daripada pura-pura sibuk. Beruntung sekali bagi pengusaha yang
bisnisnya tahan krisis atau bahkan antikrisis.
Negara pun begitu.
Banyak yang bisa kita kerjakan di masa sulit ini. Daripada berantem.
Proyek-proyek infrastruktur adalah bentuk kegiatan yang tepat di masa
konsolidasi.
Proyek infrastruktur
adalah proyek yang nyaris tidak memerlukan barang impor. Bahkan bisa membantu
menghidupi beberapa industri yang sangat sulit. Misalnya industri baja.
Mereka mau memberi
harga lebih murah. Atau memberikan sistem pembayaran yang longgar. Penyerapan
tenaga kerja proyek infrastruktur juga besar. Manfaatnya pun luar biasa.
Terutama saat kita kembali melakukan start nanti.
Memang kadang kita
harus mengelus dada. BUMN harus membeli izin proyek jalan tol yang lama
digantung. Pemilik izin bisa menjual izin dengan harga mahal.
Sungguh bisnis yang
sangat enak. Mereka dapat izin membangun jalan tol. Sudah bertahun-tahun
tidak dilaksanakan. Kini negara terdesak untuk melaksanakan. Tidak berani
mencabut izin tersebut.
Itulah kenyataan
hidup. Ada yang di masa sulit ini bisa memanfaatkan posisinya yang seperti
itu. Negara terpaksa mengambil alihnya. Sebab, izin tersebut adalah izin
infrastruktur yang vital.
Infrastruktur yang
kalau selesai dikerjakan dengan cepat bisa mengurangi biaya logistik. Dus,
mutlak harus kita percepat. Meskipun dalam hati ini menyumpah: kok enak ya
mereka itu?
Dalam masa sulit ini
infrastruktur harus dikebut. Terutama yang secara ekonomis bisa mandiri.
Tidak perlu APBN. Kredit bank bisa lebih fokus ke arah ini. Toh kredit
tersebut cukup aman. Kalau bisa, saat ekonomi pulih nanti, dua tahun lagi, infrastruktur
tersebut sudah jadi.
Demikian juga di
bidang energi. Kita punya bom waktu yang kurang kita sadari. Saat kita
melarang ekspor ore (tanah yang mengandung bijih nikel) tahun lalu, bayangan
kita sangat indah.
Kita larang ekspor
bahan baku. Harus kita olah sendiri. Maka akan segera dibangun pabrik-pabrik
peleburan (smelter) nikel di dalam negeri. Lalu kita bisa segera ekspor bahan
setengah jadi. Kelihatannya ideal dan beres.
Dan memang sudah mulai
banyak pengusaha yang membangun smelter. Tapi, pabrik yang dibangun itu jenis
yang memerlukan bahan bakar coking coal. Batu bara jenis khusus dengan kalori
di atas 7.000. Batu bara itu pun harus memiliki kandungan yang sangat khusus:
sulfurnya maupun ash-nya.
Ternyata kita tidak
punya jenis batu bara ini. Indonesia memang penghasil utama batu bara dunia,
tapi tidak memiliki tambang coking coal.
Saya dengar ada sedikit di Kalteng, namun belum ekonomis ditambang.
Walhasil, kalau semua
smelter nikel itu nanti mulai berproduksi, kita harus impor batu bara jenis
coking coal dalam jumlah besar. Dari Tiongkok atau dari Australia. Sekali
lagi kita terbelit dolar. Mau ekspor untuk mendapat dolar, namun harus impor
yang memakan dolar.
Padahal, biaya bahan
bakar tersebut mencapai sedikitnya 40 persen dalam struktur biaya smelter
nikel. Dari komposisi seperti itu terlihat bahwa pada dasarnya bahan baku
smelter ternyata bukan ore. Melainkan coking coal. Ini yang kurang kita
pikirkan. Dan kini menggelisahkan.
Karena itu, lewat
tulisan ini saya mengundang lima orang ahli konversi energi. Atau siapa saja
yang memiliki kemampuan 'menciptakan' coking coal ini. Mari kita membuat dan
memproduksi coking coal di dalam negeri. Hubungi saya di disiskan@gmail.com.
Maafkan, tolong hanya
yang merasa memiliki kemampuan di bidang ini yang mengirim e-mail ke alamat
itu. Mari kita diskusi. Kita pecahkan persoalan ini. Kita rancang sebuah
pabrik pembuat coking coal. Untuk mencukupi kebutuhan smelter kita.
Kalau bisa memecahkan
persoalan coking coal ini, kita akan memiliki kenangan yang bersejarah.
Berkat kesulitan ekonomi kita melahirkan terobosan yang bermanfaat. Adakah
ide lain untuk membuat terobosan di bidang lain di masa sulit ini? ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar