Dari
Sukma untuk Indonesia
Ahmad Baedowi ; Direktur Pendidikan Yayasan Sukma, Jakarta
|
MEDIA INDONESIA, 01 Juni 2015
PROFICIAT! Sekolah Sukma Bangsa (SSB) di Aceh
meluncurkan tujuh buku penting yang berkaitan dengan pendidikan. Dalam perhelatan
wisuda keenam di Pidie pada 27 Mei 2015 lalu dan dihadiri langsung oleh
Mendikbud Anies R Baswedan, kebanggaan terasa mengalir ke seluruh sivitas
akademika SSB karena di usia sekolah yang kesembilan, para guru yang terlibat
di dalamnya telah mampu menuliskan pengalaman mereka dalam mengelola sekolah
dan menggawangi proses belajar-mengajar putra-putri Aceh.
Proses penulisan buku tersebut sesungguhnya
bukanlah hal yang mudah, terutama ketika lebih kurang 20 guru yang terlibat
di dalamnya mengumpulkan bahan berupa catatan, ingatan, foto, dan semua
dokumen pengajaran yang selama ini dilakukan. Dari semua dokumen perjalanan
sekolah yang tersedia, pengalaman berbagi dengan sekolah lain di luar Aceh
merupakan modal yang sangat berharga dalam menyelesaikan penulisan buku-buku
tersebut. Mengapa?
Biasanya sekolah swasta selalu dianggap sebagai entitas
yang berbeda dengan sekolah negeri sehingga apa yang bisa dan mungkin
dilakukan sekolah swasta selalu dianggap teman-teman di sekolah negeri
sebagai sesuatu yang mustahil.
Akan tetapi, tidak demikian halnya dengan
pengalaman SSB ketika menuliskan best practice mereka ke dalam sebuah buku
karena apa yang ditulis setidaknya menunjukkan banyak hal yang semestinya
juga bisa dilakukan sekolah Negeri.
Setidaknya tujuh sekolah dari enam
provinsi yang ikut menghadiri perhelatan wisuda dan peluncuran buku tersebut.
SMKN I Mempawah Kalimantan Barat, SMP 6 Banjarmasin, SMA 7 Mataram NTB, SDN I
Tamanan Kediri Jatim, SMPN 3 Rangkasbitung Lebak Banten, dan SMP/SMA Budi
Mulia 2 Yogyakarta, serta SMP 2 dan 5 Muhammadiyah Yogyakarta memberikan
testimoni betapa best practice yang
ada di dalam buku-buku tersebut sangat mudah ditiru sekolah negeri.
Cerita SSB tak pernah berakhir karena sukma
dalam maknanya yang paling asasi memang tak akan pernah mati. Tidak seperti
jasad yang akan habis berbaur kembali dengan tanah ketika dikubur, sukma
tetap akan hidup karena ‘nyawa, semangat, dan jiwa’ adalah milik Tuhan.
Sekolah Sukma Bangsa pun harus tetap hidup, di hati para pe ngelolanya, orang-orang
yang peduli terhadapnya, serta di hati para guru, siswa, dan orangtua serta
masyarakat Aceh.
Dalam rangka menjaga semangat dan spirit
keabadian sukma itulah kami menuliskan pengalaman mengelola sekolah kepada
masyarakat Indonesia. Dari Aceh untuk Indonesia, dari Sukma untuk Indonesia,
tim SSB merangkai pengalaman tersebut ke dalam bingkai empat pilar
pengelolaan sekolah, yaitu manajemen sekolah efektif, pengembangan kapasitas
guru, manajemen konflik berbasis sekolah, serta pemanfaatan IT dalam konteks sistem informasi sekolah terpadu online
(SISTO).
Selain itu, ada dua buku tambahan yang juga
tak kalah menarik, yaitu kumpulan kolom Calak Edu yang saya tulis sejak 2008
hingga hari ini di Media Indonesia, juga kumpulan artikel pendidikan yang
pernah dimuat Media Indonesia dan ditulis orang-orang yang pernah terlibat
secara emosional dengan keberadaan Sekolah
Sukma Bangsa.
Dalam buku Manajemen
Sekolah Efektif, hal paling mendasar yang diuraikan ialah prinsip-prinsip
pembentukan visi dan misi sekolah secara jelas dan terukur, serta manajemen
pengelolaan keuangan sekolah yang transparan dan terbuka dengan menggunakan
strategi keranjang. Menurut pengalaman SSB, kedua isu manajemen sekolah ini
merupakan jantung dari semua persoalan sekolah di Indonesia. Jika sebuah
sekolah mengelola manajemen keuangannya berdasarkan prinsip-prinsip
keterbukaan dan bertanggung jawab, pembentukan budaya sekolah akan jauh lebih
mudah karena ada keterbukaan di dalamnya.
Dengan demikian, penyusunan rancangan anggaran
pendapatan belanja sekolah (RAPBS), jika dilaku kan dengan menggunakan
strategi keranjang, pasti akan lebih mudah dalam proses penyiapan dan
pelaksanaannya karena baik guru, kepala sekolah, siswa, orangtua, maupun
pengawas sekolah secara bersamasama menyepakati program yang akan dilakukan.
Buku kedua Manajemen
Konflik Berbasis Sekolah (MKBS), juga merupakan pengalaman praktis SSB
dalam menerapkan pengelolaan konflik di sekolah berdasarkan kesepakatan para
pihak yang ada di lingkungan sekolah. Sebagai sebuah saluran emosi yang harus
dikelola secara cerdas dan menjunjung tinggi penghormatan kepada setiap guru,
siswa, kepala sekolah, dan orangtua, MKBS sangat efektif dalam menurunkan
angka perundungan siswa dengan siswa, siswa dengan guru, guru dengan guru,
ataupun guru dengan kepala sekolah.
Buku MKBS layak dijadikan acuan seluruh
sekolah di Tanah Air yang selalu memiliki masalah dengan kekerasan di
kalangan siswa dan lingkungan sekolah.
Buku ketiga Pengembangan Kapasitas Guru, menceritakan ragam dan jenis program
pengembangan kapasitas guru yang dilakukan dalam sembilan tahun terakhir oleh
SSB. Sebagai pemaknaan secara luas dari prinsip-prinsip professional development plan yang tertulis dalam statuta SSB,
buku ini dimaksudkan dapat memberikan inspirasi bagi setiap sekolah dalam
meningkatkan kemampuan pedagogis guru-guru mereka secara kreatif.
Pengalaman
SSB dalam merancang dan melaksanakan program pertukaran guru, misalnya,
memberi dampak positif luar biasa bagi guru-guru SSB dan sekolah sahabat
sukma lainnya, bahkan diakui lebih bermanfaat dan berfaedah ketimbang program
sertifi kasi guru yang dilakukan pemerintah.
Dalam buku keempat, Sistem Informasi Sekolah, pengalaman SSB sejak 2006 menggunakan
SISTO dirasakan banyak sekali manfaatnya bagi peningkatan kemampuan guru
dalam mengevaluasi siswa secara komprehensif.
Penggunaan SISTO menjadi model tersendiri bagi
SSB karena pola evaluasi yang deskriptif sejak awal berdiri dirasakan sangat
membantu untuk melihat siswa bukan hanya dari kemampuan akademisnya,
melainkan juga dari aspek perilaku dan perkembangan psikomotoriknya. Selain
itu, pada tahun ketujuh penggunaannya, SISTO digunakan untuk mengevaluasi
performansi guru berdasarkan kemampuan profesional, sosial, kepribadian, dan
pedagogis guru.
Selamat kepada Sekolah Sukma Bangsa! ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar