Integrasi
Kapasitas Taiwan
dalam
Perbaikan Iklim Global
Wei Kuo-yen ; Menteri Administrasi Perlindungan Lingkungan
Eksekutif Yuan, Republic of China (Taiwan)
|
MEDIA
INDONESIA, 27 November 2014
BERDASARKAN informasidari para
ilmuwan, perkembangan industri modern telah menyebabkan konsentrasi karbon
dioksida di seluruh dunia telah melebihi batas kapasitas yang dapat diterima
ekosistem alam. Namun, hal itu telah memungkinkan kita untuk melihat langsung
bukti dari teori Adam Smith dalam bukunya Theory
of Moral Sentiments, yakni manusia memiliki kecenderungan alami untuk
merasa simpatik, peduli terhadap keberlanjutan, dan kelestarian alam.
Pada 23 September, berdasarkan
negosiasi krisis iklim Copenhagen 2009 dan ulang tahun ke-20 Deklarasi Rio,
para pemimpin dunia berkumpul dalam KTT Iklim PBB di New York. Mereka
berharap dapat memecahkan kebuntuan negosiasi iklim dan memaksa semua pihak
agar lebih agresif untuk mengambil tindakan. Negosiasi internasional untuk
perubahan iklim telah masuk tahap kritis menjalankan sampai dengan
penandatanganan perjanjian global baru pada Konferensi Iklim Paris pada
Desember 2015.
Menanggapi perubahan iklim itu
merupakan tugas yang panjang dan berat, serta penuh dengan berbagai tantangan
dan peluang. Di Republic of China (Taiwan), hal tersebut dikarenakan
kebijakan pemerintah dalam mempromosikan pelestarian energi dan pengurangan
karbon. Emisi karbon dioksida dari BBM mencatat pertumbuhan negatif di 2008,
pertama kalinya sejak 1990, dan telah lebih stabil beberapa tahun terakhir.
Walaupun emisi di 2013 mencapai
250.3 juta ton meningkat 0.67% selama 2012, namun secara keseluruhan tetap
lebih rendah dari puncak historis di 2007. Demikian pula, intensitas emisi
Taiwan terus menurun dari 0.0197 Kg/CO2/dolar turun ke 0.0163 Kg/CO2/dolar
selama 2013.Dapat digarisbawahi efek positif dari kebijakan pemerintah dan
pendidikan dalam hal memisahkan pertumbuhan ekonomi dengan emisi gas efek
rumah kaca.
Perubahan iklim menjadi titik
fokus paling penting dari segi politik dan ekonomi di abad ini. Itu masalah
utama yang mempengaruhi politik internasional, perdagangan, dan sosial.
Efeknya sangat luas dan kompleks, mendasari pertimbangan sosial, ekonomi, dan
lingkungan. Semua itu terkait dengan pembangunan yang berkelanjutan.
Bagaimanapun, dapat dilihat betapa perubahan iklim memiliki dampak langsung
terhadap pembangunan nasional, daya saing, dan keadilan antargenerasi ke
semua negara di dunia. Upaya yang diambil untuk perlindungan iklim global
masih tertinggal jauh dari seharusnya.
Tidak ada yang bisa menghindar
dari kepedulian terhadap masalah itu, baik Taiwan maupun semua negara berada
pada masalah yang sama. Oleh karena itu, harus saling membantu satu sama
lain. Taiwan ialah negara yang sangat ketergantungan terhadap energi dan
memiliki daya dukung lingkungan yang terbatas. Karena itu, sangat penting
bagi kami untuk menerima bimbingan, yaitu bagaimana cara memberikan komitmen
yang terbaik dalam mengurangi emisi karbon.
Melalui restrukturisasi
pemerintah, Taiwan saat ini sedang menyiapkan Kementerian Lingkungan dan
Sumber Daya Alam untuk lebih fokus dalam upaya pencegahan polusi, penyesuaian
perubahan iklim, pengelolaan daerah aliran sungai, pencegahan bencana,
konservasi alam, dan mengantar ke era baru dalam pelestarian lingkungan
hidup. Tujuan itu ialah membangun kembali nilai-nilai kelestarian lingkungan,
konservasi energi, mengurangi emisi karbon dan polusi lingkungan, serta
menciptakan lingkungan rendah risiko yang ditandai dengan produksi bersih,
standar hidup yang nyaman, dan ekosistem yang masih alami.
Sebagai contoh, dengan
menerapkan konsep “urban mining“ limbah dapat diubah menjadi sumber daya.
Selain mempromosikan daur ulang dan penggunaan kembali, Taiwan dapat
menangkap peluang dalam mengembangkan ekonomi hijau, melakukan integrasi
dengan kebijakan dan peraturan pemerintah, partisipasi sektor publik dan
swasta, kekuatan pasar, serta inovasi teknologi. Dengan upaya itu, maka
pengurangan karbon, transisi ke ekonomi rendah karbon, dan tujuan pelestarian
lingkungan akan tercapai.
Pengumuman Presiden Ma Yingjeou
tahun ini, yakni Pembangkit Tenaga Nuklir Lungmen di Taiwan akan
diberhentikan setelah inspeksi keselamatan. Ia berjanji akan mengadakan
Konferensi Energi Nasional Ke-4. Hal itu akan memungkinkan berbagai sudut
pandang yang berbeda mengenai cetak biru dari pengembangan energi masa depan
untuk bertukar pendapat secara rasional. Saat membahas pasokan dan permintaan
energi, kita juga harus memastikan masyarakat umum paham kalau potensi dari
pengurangan emisi terletak pada pilihan energi masa depan. Semua pemegang
kepentingan harus berbagi tanggung jawab dalam pengurangan karbon dan bekerja
sama sesuai dengan tuntutan rencana jangka panjang.
Kita dapat belajar dari melihat
pengalaman Kerajaan Inggris, Jerman, dan EU, bahwa mereka yang memegang kuasa
harus mempunyai komitmen yang berani dan tidak pantang menyerah dalam
menjalankan komitmen tersebut.Pada saat yang sama, ada harga yang harus
dibayar apabila masyarakat sipil ingin mengubah dunia ini menjadi tempat yang
lebih baik. Selama menghadapi perubahan iklim, kita harus paham yang
terpenting bukanlah idealisme apa yang dipegang, namun apa yang dapat
dilakukan bersama untuk mencapai apa yang diinginkan.
Sudah sejak lama, Taiwan
berusaha untuk memainkan perannya sebagai anggota dunia yang bertanggung
jawab dengan menandatangani berbagai kerja sama bilateral dan terlibat kerja
sama multilateral.Kita berusaha dengan sekuat tenaga untuk mengambil
langkah-langkah praktis yang mencerminkan inisiasi dan upaya dari Konvensi
Kesepakatan Perserikatan Bangsa-Bangsa terhadap Perubahan Iklim (UNFCCC).
Sayangnya,
sampai saat ini Taiwan tidak termasuk dalam UNFCCC. Itu terlepas dari
keinginan kami untuk terlibat secara langsung berbagai pertemuan dan aktivitas.
Partisipasi kami akan mendapat lebih banyak dukungan dan bantuan dari
komunitas internasional. Hal tersebut juga akan membuat kami dapat sedikit
berbagi mengenai pengalaman dalam pelestarian lingkungan dengan komunitas
internasional dan negara yang membutuhkan. Dengan demikian, itu berarti
mengintegrasikan kapasitas Taiwan dalam perbaikan iklim global. ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar