Transportasi
dan Arus Mudik Lebaran
Firmanzah ; Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi dan
Pembangunan
|
KORAN
SINDO, 30 Juni 2014
Sepanjang
bulan puasa dan menjelang Idul Fitri, pemerintah terus memonitor perkembangan
harga sejumlah kebutuhan pokok masyarakat untuk mengantisipasi lonjakan
inflasi yang berlebihan.
Badan
Pusat Statistik (BPS) merilis inflasi pada Mei 2014 sebesar 0,16% dan inflasi
tahunan mencapai 7,32%. Untuk Juni 2014, inflasi diharapkan berada di level
0,3-0,4%. Sementara untuk Juli 2014 atau sepanjang bulan puasa dan Lebaran,
target inflasi diharapkan tidak melebihi 1%. Artinya memang ada kenaikan
inflasi di Juli sebagai fenomena musiman di bulan puasa, namun besaran
inflasi dipandang masih dalam batas-batas yang aman dan terkendali.
Dari
tren historis, inflasi Juli beberapa tahun terakhir menunjukkan cukup
terkendali kecuali pada 2008 dan 2013 yang relatif tinggi akibat penyesuaian
harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi masing-masing 1,37% dan 3,29%
berturut-turut. Pada tahun 2009-2012, inflasi Juli relatif berada di bawah 1%
kecuali Juli 2010 sebesar 1,57% akibat adanya kenaikan permintaan
pascapemulihan ekonomi di sejumlah negara yang diikuti dengan kelangkaan
komoditas pangan. Sementara inflasi Juli 2009 sebesar 0,45%; di Juli 2011
0,67% dan Juli 2012 0,7%.
Selain
persoalan ketersediaan pasokan barang, khususnya kebutuhan pokok masyarakat
sepanjang Ramadan dan menjelang Lebaran, pemerintah bersama dengan perusahaan
jasa transportasi juga terus mematangkan persiapan transportasi nasional.
Persiapan dan kecukupan transportasi tidak hanya dalam memastikan kelancaran
distribusi barang sepanjang bulan puasa, tetapi juga mengantisipasi lonjakan
pemudik menjelang Lebaran. Kesiapan moda transportasi dan infrastruktur yang menopang
sistem transportasi nasional terus ditingkatkan memasuki puasa dan Lebaran.
Pemerintah
telah menyiapkan transportasi dan infrastruktur dengan dukungan intermoda
yang lebih terintegrasi baik moda angkutan darat, laut maupun udara. Hal ini
dilakukan untuk menyebar distribusi pemudik sehingga tidak memusat pada salah
satu moda transportasi saja yang berpotensi menimbulkan risiko transportasi.
Pemerintah memastikan moda transportasi darat, laut, dan udara untuk angkutan
Lebaran 2014 dalam keadaan siap, baik terkait jumlah armada maupun
infrastruktur pendukungnya. Sejumlah infrastruktur pendukung saat ini telah
dipersiapkan untuk mengantisipasi lonjakan pemudik di saat lebaran.
Misalnya
jalur pantura dan lintas timur dengan panjang jalan 9.000 km dan jalan tol
sepanjang 700 km, ditambah jalan alternatif sepanjang 3.000 km telah
disiapkan mengingat kedua jalur ini merupakan jalur terpadat pada saat
Lebaran. Pemerintah terus melakukan koordinasi persiapan transportasi Lebaran
bersama kementerian dan lembaga terkait secara intensif. Puncak arus mudik
dan balik untuk jalur darat dan laut diperkirakan terjadi pada H-3 dan H+5,
sementara untuk angkutan kereta api dan udara diperkirakan akan mencapai
puncaknya pada H-2 dan H+5.
Untuk
transportasi darat, akan disiapkan 43 terminal angkutan darat utama yang
tersebar di 12 provinsi, angkutan laut di 52 pelabuhan utama, angkutan udara
pada 32 bandara utama, dan 9 daerah operasi kereta api wilayah Jawa dan
Sumatera. Persiapan intermoda ini dilakukan untuk mengantisipasi jumlah
pemudik Lebaran 2014 yang mencapai 19 juta orang. Pada Lebaran tahun 2014
ini, jumlah pemudik diperkirakan meningkat 3,8% atau sebanyak 19,3 juta orang
dibanding tahun lalu sebesar 18,5% juta orang.
Arus
mudik Lebaran sebesar 19,3 juta orang ini diperkirakan menggunakan
transportasi publik yang tersebar di angkutan darat (jalan) sebanyak 5,59
juta orang, angkutan kereta api 4,49 juta orang, angkutan udara 4,10 juta
orang, angkutan sungai dan penyeberangan sejumlah 3,54 juta orang, dan
angkutan laut 1,57 juta orang. Sementara itu, pemudik dengan kendaraan
pribadi diprediksi mencapai 4,16 juta orang yang terdiri atas pengguna mobil
pribadi 1,79 juta orang dan pengguna sepeda motor 2,37 juta orang.
Koordinasi
lintas kementerian dan kepolisian terus ditingkatkan untuk mempersiapkan
transportasi Lebaran 2014, baik terkait kesiapan infrastruktur, armada
transportasi, keamanan transportasi, maupun penetapan harga batas atas dan
batas bawah. Untuk mengantisipasi lonjakan pemudik lebaran 2014, pemerintah
telah menyiapkan 32 rangkaian tambahan angkutan kereta api di luar 293 kereta
reguler dengan 416 lokomotif dan 1.555 gerbong penumpang. Untuk transportasi
menggunakan angkutan darat, Organda telah menyiapkan 43.000 armada angkutan
menjelang lebaran atau meningkat dari jumlah armada yang disiapkan pada
Lebaran 2013 sebesar 23.000.
Angkutan
darat dengan 43.000 armada ini diperuntukkan untuk angkutan darat
antarprovinsi dan lintas provinsi di seluruh Indonesia. Pemerintah juga
berharap masyarakat pengguna sepeda motor untuk lebih menggunakan
transportasi yang disediakan pemerintah dibanding menggunakan sepeda motor
untuk mudik. Untuk mengurangi jumlah sepeda motor di jalan pada saat puncak
arus mudik, pemerintah juga telah menyiapkan kendaraan angkut untuk sepeda
motor bagi masyarakat yang ingin membawa sepeda motornya ketika mudik.
Selain
hal di atas, pemerintah juga melarang kendaraan angkut untuk barang (nonorang
dan nonpangan) melintas di jalur mudik sejak H-4. Selain itu, peran aktif
pemda untuk terus berkoordinasi khususnya untuk daerah yang dilalui jalur
utama arus mudik dan wilayah-wilayah perbatasan perlu terus ditingkatkan.
Koordinasi dini dan persiapan transportasi lebaran baik dari sisi
infrastruktur, jumlah angkutan, keamanan maupun jalur mudik diharapkan dapat
memberikan pelayanan yang terbaik bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Kepolisian
juga telah berkoordinasi dengan kementerian terkait untuk memastikan jalur
terbaik arus mudik dan balik Lebaran 2014, di samping mengantisipasi
penumpukan arus di titik-titik tertentu. Sejumlah peralatan berat untuk
wilayah-wilayah jalur mudik yang rawan longsor dan banjir juga telah
disiapkan, di samping jalur alternatif.
Dengan
kesiapan transportasi mudik Lebaran 2014, saya optimistis arus mudik dan arus
balik pada Lebaran tahun ini akan lebih baik dengan risiko yang lebih kecil.
Kerja sama antarkementerian, lembaga, pemda, dan masyarakat akan terus
ditingkatkan mengingat koordinasi ini dapat menekan potensi risiko dari arus
mudik Lebaran. ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar