Pemimpin nasional mendatang harus berkualitas dan mampu
menyelesaikan berbagai persoalan bangsa. Calon pemimpin nasional ke depan
benar-benar harus memiliki kualitas dengan karya nyata yang jelas dan
bermanfaat bagi bangsa.
Pemimpin nasional ke depan tidak cukup hanya bermodalkan
popularitas, hanya populer karena sering tampil di media massa, baik
melalui iklan maupun pemberitaan. Bagaimanapun, figur yang hanya populer
karena iklan dan pemberitaan di media massa belum tentu memiliki rekam
jejak yang baik dan memiliki karya nyata yang jelas. Boleh jadi, hal itu
dilakukan hanya untuk tujuan pencitraan agar lebih dikenal luas mayarakat.
Dengan tantangan ke depan yang lebih berat, baik dari
dunia internasional maupun terkait dengan keanekaragaman daerah, maka
diperlukan pemimpin yang andal dan memiliki kriteria-kriteria tertentu
sesuai ketentuan yang berlaku. Sosok calon pemimpin mendatang, selain
memiliki pandangan visioner, juga harus memiliki visi, misi, dan program
yang jelas.
Pemimpin semacam itu akan mengupayakan bahwa program apa
saja yang akan dilakukan untuk membangun bangsa dan negara Indonesia agar
menjadi lebih kompetitif di dunia internasional. Bagaimana membangun sumber
daya manusia (SDM) Indonesia menjadi cerdas dan sejahtera. Bagaiamana
mengelola sumber daya alam (SDA) Indonesia untuk kekayaan dan kemakmuran
seluas-luasnya bagi bangsa Indonesia.
Kriteria lainnya, pemimpin nasional mendatang harus
berintegritas dan memiliki rekam jejak yang baik. Seorang calon pemimpin
nasional harus bersih dan bebas dari kasus korupsi maupun kasus hukum
lainnya. Maksudnya, selama perjalanan kariernya, pemimpin harus selalu
bersih, tidak pernah ada cacat hukum.
Pemimpin nasional mendatang juga harus aspiratif, figur
yang memahami persoalan masyarakat di seluruh daerah di Indonesia serta
mampu mengatasi persoalannya. Komposisi masyarakat Indonesia yang heterogen
dan pemerintah menerapkan kebijakan otonomi daerah, sehingga setiap daerah
memiliki kebijakan sendiri dengan persoalan yang berbeda-beda.
Hal yang tak kalah penting, pemimpin nasional ke depan
harus memahami persolan masyarakat di daerah dan mampu mengatasinya. Oleh
sebab itu, saya mengajak mahasiswa sebagai generasi muda yang memiliki
peran strategis bagi kemajuan bangsa, untuk mengawal dan mengawasi proses
Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden 2014 dengan sebaik-baiknya. Ini
penting agar kelak dapat diperoleh hasil yang objektif dan dapat dipilih
pemimpin nasional andal yang diharapkan.
Pelaksanaan pemilu yang demokratis merupakan salah satu
agenda reformasi yang digulirkan oleh mahasiswa pada 1997-1998, 15 tahun
lalu. Oleh sebab itu, kepada para mahasiswa dan generasi muda untuk
berpartisipasi aktif dalam mengisi demokrasi pada era reformasi, akhir
Desember 2013.
Bagaimanapun, mahasiswa memiliki peran strategis sejak
era Orde Lama, Orde Baru, hingga Orde Reformasi saat ini. Apalagi, mahasiswa
selalu mengambil posisi terdepan dalam perubahan politik nasional dengan
mengusung sejumlah agenda, seperti penegakan supremasi hukum dan
pemberantasan KKN. Memang, kampus sebagai pusat intelektual, kekuatan
moral, dan agen perubahan, harus berperan aktif mengawal proses politik
lima tahunan dalam bentuk pemilu agar lebih transparan dan demokratis dari
pemilu sebelumnya.
Sebagai generasi muda, mahasiswa harus menggunakan hak
pilihnya pada Pemilu 2014 untuk memilih figur pemimpin nasional yang
berkualitas. Sebagai kekuatan moral dan agen perubahan, hendaknya mahasiswa
memilih figur calon pemimpin nasional secara rasional, objektif, dan
berpikiran jernih. ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar