Selasa, 01 Oktober 2013

Rapimnas Golkar dan Pemenangan Pemilu

Rapimnas Golkar dan Pemenangan Pemilu
Sharif Cicip Sutarjo  ;  Ketua Badan Koordinasi Pemenangan Pemilu (BKPP) Partai Golkar, Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar 
SUARA KARYA, 30 September 2013


Pemilu 2014 sudah di depan mata. Partai Golkar terus mempersiapkan diri dengan menggelar rapat pimpinan nasional (rapimnas) yang akan digelar Oktober ini sebagai arena untuk memantapkan strategi pemenangan pemilu. Agendanya mayoritas tertuju pada pemantapan pemenangan pemilu. Tahun ini merupakan tahun pemantapan pemenangan pemilu, maka konsentrasi rapimnas adalah program-program pemenangan, upaya memperkuat mesin partai dan strategi pemenangan caleg-caleg (calon anggota legislatif) Golkar pada Pemilu Legislatif (Pileg) 2014.

Yang menjadi perhatian utama, bagaimana mesin politik bergerak dari pusat sampai desa. Hingga ujungnya, nanti kader-kader Golkar siap di tempat pemungutan suara (TPS). Rapimnas akan mematangkan program-program serta memperkuat mesin partai dalam mendulang suara.

Partai Golkar melakukan survei untuk para caleg di daerah. Survei digelar per daerah pemilihan (dapil). Tak hanya menyangkut elektabilitas dan popularitas, tetapi juga ada deep interview (wawancara mendalam konstituen) guna melihat peluang dan kekuatan, kelemahan dan target caleg per dapil masing-masing. Hal ini penting untuk menganalisis setiap dapil. Dengan survei itu, maka akan mudah ditindaklanjuti oleh para caleg. Hasil survei tersebut akan menentukan strategi yang akan diterapkan, tentunya satu daerah dengan daerah lainnya berbeda.

Prinsipnya, Golkar terus memperbaiki dan memperbarui dinamika politik yang berkembang dan terus berubah. Informasi melalui media tracking, koran, radio, untuk memotret dapil, terus dilakukan agar bisa disusun strategi-strateginya.

Sebagai konsekuensi pemilihan langsung dengan sistem suara terbanyak, kompetisi internal memang tidak bisa dihindari. Ini terjadi di semua partai. Karena itu, Golkar akan mengeluarkan kode etik yang akan dibahas dalam rapimnas mendatang. Dengan kode etik itu, maka para caleg Golkar akan bisa berbagi dengan caleg Golkar lainnya untuk menggencarkan stategi pemenangannya.

Yang jelas, tidak ada evaluasi apalagi konvensi. Rapimnas sebelumnya memutuskan Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie (ARB) sebagai calon presiden Partai Golkar. Dalam parpol besar pasti banyak pemikiran. Namun, jika sudah ada keputusan partai, semua harus patuh dan ikut. Dari konfirmasi kepada pihak-pihak yang mengeluarkan pernyataan di publik yang kontroversial, ternyata statemen itu tidak seperti yang berkembang di media.

Prinsipnya, ARB sudah memutuskan untuk maju sebagai capres dua tahun. Dia diusulkkan oleh 33 DPD I Partai Golkar. Alasan Partai Golkar menetapkan lebih awal adalah agar tidak kembali terulang kasus penetapan seperti capres Jusuf Kalla tahun 2009 pada akhir-akhir sehingga tidak ada waktu sosialisasi. Golkar tidak mau mengulanginya sesuai permintaan daerah. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar