|
Dalam pertemuan Forum Pemimpin
ASEAN (ALF) Ke-10 di Petaling Jaya, Malaysia, baru-baru ini tampak bahwa jalan
menuju ke Masyarakat ASEAN 2015 terus ditempa. Tahun 2015 nanti, yang bakal
mendapat giliran menjadi Ketua ASEAN adalah Malaysia. Oleh karena itu, dalam
pertemuan ALF yang lalu, Malaysia sudah mulai aktif mengarahkan organisasi
regional itu menuju Masyarakat ASEAN 2015. Kebetulan, saat ini seluruh negara
ASEAN sangat bersemangat untuk mengejar target Masyarakat ASEAN 2015.
Target Masyarakat ASEAN 2015
memang sudah dekat sehingga tidak heran jika seluruh anggota ASEAN terpacu
semakin memperkuat konsolidasi di dalam. Bahkan negara-negara mitra ASEAN,
seperti China dan Korsel melihat dan mulai tertarik akan perkembangan tersebut.
Walaupun secara kelembagaan,
pelaksanaan berbagai kerangka kerja ASEAN menuju Masyarakat ASEAN 2015 berjalan
baik, sejumlah masalah berpotensi mengganggu integrasi ASEAN. Kinerja ASEAN
sendiri hingga kini masih dikritik karena tidak mampu mengatasi berbagai
masalah, seperti persengketaan antar anggota. Namun, perlu disadari bahwa
mengintegrasikan 10 negara ASEAN dengan kultur dan sistem politik yang beragam
serta perkembangan ekonomi yang terpisah puluhan tahun itu, merupakan beban
yang berat.
Bertolak dari perkembangan dunia
yang semakin transparan, organisasi-organisasi internasional maupun regional
semacam ASEAN, mau tidak mau, juga semakin transparan agar kebersamaan dan
kerja sama yang dirangkakan dapat terselenggara. Hingga kini, kesepuluh
anggotanya mengakui bahwa peran ASEAN dalam menciptakan perdamaian dan
kesejahteraan regional belum tergantikan. Mereka juga menggarisbawahi
prinsip-prinsip utama yang menopang peran ASEAN sebagai kekuatan bagi
perdamaian dan stabilitas di Asia Tenggara, seperti saling menghormati, tidak
mencampuri urusan dalam negeri masing-masing, konsensus, dialog, dan
konsultasi.
Kemampuan ASEAN mempertahankan
kelangsungan hidupnya sampai saat ini merupakan keberhasilan yang tidak kecil
artinya, karena prestasi serupa itu belum pernah diraih oleh wadah-wadah kerja
sama di Asia Tenggara yang dibentuk sebelumnya, seperti ASA maupun Maphilindo.
Lagi pula, betapapun terdapat kekaburan mengenai kausalitas antara penampilan
ekonomi dan usaha yang dilakukan dalam kerangka kerja sama, kenyataannya selama
lebih dari empat dasawarsa, negara-negara anggota ASEAN berhasil bukan hanya
menjaga stabilitas pertumbuhan ekonomi tetapi juga meningkatkan taraf hidup
masyarakatnya. Lebih dari itu, terutama dalam menghadapi isu-isu global dan
menjalin hubungan dengan mitra-mitra dialognya, ASEAN mampu tampil sebagai
suatu kesatuan politik sehingga memberi bobot yang lebih besar daripada usaha
masing-masing negara anggotanya. Keberadaan ASEAN merupakan suatu keputusan
politik dalam situasi yang sedang bergerak dan tidak mantap sebagai akibat
pertentangan-pertentangan di antara negara-negara ASEAN sendiri maupun dari
perebutan pengaruh antara negara-negara adikuasa. Keadaan ini menciptakan
dorongan besar kepada negara-negara anggota ASEAN pada permulaan tahun-tahun
berdirinya untuk memusatkan perhatiannya kepada usaha-usaha menciptakan suasana
bersahabat dan bebas dari sikap saling curiga-mencurigai. Kawasan ASEAN yang
stabil dan aman merupakan lahan subur bagi tumbuh-kembangnya pembangunan
negara-negara ASEAN dan kerja sama ekonomi, sosial dan kebudayaan di antara
negara-negara anggota ASEAN.
Dapat kiranya dipahami bahwa
perdamaian dan stabilitas kawasan ASEAN akan merupakan pra-kondisi bagi
berhasilnya baik usaha-usaha pembangunan negara-negara ASEAN maupun usaha-usaha
meningkatkan kerja sama ekonomi di antara ASEAN dan negara-negara mitra-wicara.
Sampai saat ini, kerja sama
ekonomi ASEAN telah mengalami pasang surut seirama dengan perkembangan ekonomi
di negara-negara ASEAN sendiri maupun dengan perkembangan ekonomi dunia pada
umumnya. Pada masa-masa permulaan kerja sama ekonomi ASEAN diwarnai oleh
ciri-ciri bahwa usaha kerja sama itu diarahkan untuk menciptakan landasan bagi
kerja sama ekonomi ASEAN berupa penciptaan perdamaian dan stabilitas di kawasan
ASEAN, untuk meningkatkan kerja sama ekonomi terutama di bidang perdagangan, dan
untuk mengembangkan kerja sama dengan negara-negara mitra-wicara.
Selaras dengan pokok-pokok pikiran
yang terdapat dalam bagian pembukaan Deklarasi Bangkok, maka dalam rangka usaha
menciptakan perdamaian dan stabilitas di kawasan ASEAN, banyak tenaga dan pikiran
yang ditumpahkan untuk menghilangkan sikap saling curiga dan menciptakan saling
pengertian di antara negara-negara anggota ASEAN.
Pada saat ini ada ancaman keamanan
dan gangguan stabilitas ekonomi. Ancaman ini relatif berbeda dengan yang
dihadapi negara-negara Asia Tenggara ketika ASEAN berdiri. Nuansa politik,
ekonomi, perdagangan, sosial dan budaya negara-negara ASEAN pun mengalami
metamorfosis. Nuansa itu sudah berbeda dengan pandangan para pendiri ASEAN.
Kawasan Asia Tenggara tetap menghadapi berbagai masalah bilateral yang bisa
menghambat perjalanan menuju Masyarakat ASEAN 2015. Oleh karena itu, ASEAN
perlu segera menyelesaikan berbagai mekanisme penyelesaian sengketa tersebut.
ASEAN juga masih menghadapi dilema berupa perbedaan sudut pandang tentang masa
depan organisasi regional itu. Anggota lama ASEAN menginginkan sebuah ASEAN
baru yang lebih terbuka dan dinamis. Sedangkan anggota baru menginginkan bentuk
ASEAN lama yang status quo dan nonintervensi.
Memang, kerja sama ekonomi dan
semangat integrasi terus meningkat, namun persamaan persepsi dan peredaan
konflik internal ASEAN masih menghambat integrasi Masyarakat ASEAN 2015.
Mudah-mudahan para anggota ASEAN memahaminya. Sebab, hanya dengan itu
Masyarakat ASEAN 2015 akan menjadi kenyataan. ●
Tidak ada komentar:
Posting Komentar