Minggu, 25 Agustus 2013

Anggaran Militer Tiongkok US$ 90 Miliar

Anggaran Militer Tiongkok US$ 90 Miliar
Aco Manafe ;   Pengamat Luar Negeri
SINAR HARAPAN, 24 Agustus 2013


Awal dekade 2010 Beijing menambah dana militernya 17,8 persen atau menjadi US$ 79,27 miliar. Dana pertahanan satu dekade melonjak 19 kali.

Tiongkok menegaskan kekuatanpertahanannya demi menjaga kedaulatan nasional dan kesatuan teritorialnya. Dana 460,69 miliar yuan- setara US$ 70,27 miliar, naik 17,8 persen sejak 2007 atau bertambah US$ 11,4 miliar.

Bahkan, tahun 2011, Beijing menjadikannya 601 miliar yuan setara US$ 90 miliar, bertambah US$ 20 miliar-12,5 persen. Biaya pertahanan setara untuk keamanan negeri berpenduduk 1,328 miliar, PDB-nya US$ 12,8 triliun dan pendapatan per kapitanya US$ 9.280.

APBN dan dana pertahanan ditetapkan Kongres Rakyat Nasional, Maret 2011 era Presiden Wen Jiabao. Analisis SIPRI 2012 menyatakan penambahan empat kali dana pertahanan 10 tahun (2000-2010) dari US$ 30 miliar menjadi US$ 120 miliar.

Jubir Kongres Rakyat (DPR) Li Zhaoxing, Maret 2009, menegaskan, “Tambahan anggaran demi memperkuat kedaulatan dan integritas wilayah!” AS adidaya penyeimbang Asia-Pasifik, aliansinya Jepang dan Taiwanterkejut. Pada 2011 Li Zhaoxing menepis kegalauan rival-rivalnya, bahwa kenaikan semata-mata untuk gaji dan kesejahteraan 2,3 juta personel Tentara Pembebasan Rakyat.

Kenaikannya menyamai Jepang, Rusia dan Inggris, meskipun 10 kali lebih rendah dari US$ 515 miliar dana militer AS. Li Zhaoxing menjamin penambahan takkan mengancam negara manapun, karena dipakai untuk gaji dan kesejahteraan 2,3 juta personel militernya.

Angka 480,68 miliar yuan-setara US$ 79,27 miliar (naik 17,7 persen tahun 2007 dan 2008) spektakuler, karena belanja militer Tiongkok melonjak 20 kali selama satu dekade. Meskipun naik 6,3 persen dari APBN 2009, sedikit menurun dari 2008.

APBN Tiongkok 2011, US$ 1,308 triliun, cadangan devisanya: US$ 1,28 triliun dana militernya 601 miliar yuan- setara US$ 90 miliar. Kenaikan ini  mencemaskan AS, yang satuan kapal induknya pernah terlibat insiden Pulau Hainan dengan destroyer Tiongkok. AS penjamin stabilitas dan kekuatan tunggal Asia Pasifik, tentu penasaran.

Jepang, Korsel, Taiwan sekutu Washington pun cemas. Namun, Rusia pemasok persenjataan diam. Jepang pemilik teknologi nuklir bertujuan damai, mestinya tenang. Di Nigata Pantai Honshu tujuh reaktor nuklir dikelola TEPCO-Tokyo Electric Power Company.

Dana militer Tiongkok menyamai Jepang, Rusia dan Inggris, meskipun 10 kali lebih rendah dari AS, US$ 515 miliar. Li Zhaoxing menegaskan penambahan takkan mengancam siapa pun, karena untuk gaji dan kesejahteraan 2,3 juta personel militer Tiongkok.

Jumlah 480,68 miliar yuan-setara US$ 79,27 miliar (naik 17,7 persen tahun 2007- 2008) signifikan melonjak 19 kali-satu dekade. Lonjakan dana pertahanan meraup 6,3 persen APBN 2009, sedikit menurun dari tahun 2008. APBN Tiongkok US$ 1,308 triliun, dengan cadangan devisa US$ 1,28 triliun.

Kenaikan signifikan mencemaskan AS yang Maret 2009 satuan kapal induknya terlibat insiden dekat Pulau Hainan dengan divisi perusak Tiongkok. AS penasaran sebagai penjamin stabilitas dan kekuatan tunggal di Asia Pasifik.

Direktur Intelijen AS Dennis Blair, Februari 2009, menilai kenaikan dua digit dana militer Tiongkok mengancam Taiwan. Hubungan Beijing-Taipei  atau hubungan antar-Selat Taiwan membaik, sejak tokoh Koumintang Presiden Ma Ying Yeou menjabat Mei 2008. Normalisasi hubungan Beijing-Taipei ditandai saling kunjung. Meskipun Beijing tetap mengancam menggunakan kekuatan militer bila Taiwan sebagai provinsi pemberontak,menyatakan kemerdekaan.

Penulis You Ji menegaskan sejak dekade 1990, Beijing memodernisasi militernya. Kualitas Tentara Pembebasan Rakyat (TPR) rendah maka Beijing membuat transformasi spektakuler. Intinya memosisikan TPR siapperang abad ke-21-Positioning the PLA for A 21st Century War.

Strategi Berteknologi Tinggi

Modernisasi TPR mengacu doktrin perang berteknologi tinggi, mencakup restrukturisasi pengerahan semua unit tentara profesional yang mampu berperang di abad baru.

Doktrin baru ungkapan para jenderal: Strategi Pertahanan Nasional Berteknologi Tinggi”-Gaojishu Guofang Zhanlie. Strategi rumusan para Panglima TPR untuk merespons teknologi militer mutakhir. Jatuhnya Uni Soviet, ketegangan dengan Barat dan Perang Teluk 1991, mendorong Beijing mereposisi unit-unit militernya menghadapi era baru pasca-Perang Teluk.

Reposisi pasca-invasi AS ke Afganistan 6 Oktober 2001 dan invasi Irak 20 Maret 2003. Dua panglima perumus penerapan teknologi mutakhir, Laksamana Liu Huaqing dan Jenderal Zhang Zhen menegaskan: “Pentingnya perang modern  menggunakan teknologi tinggi.” Jenderal Zhang mendesak TPR mencapai lima syarat, yakni berpikir militer, menguasai latihan, taktik, riset dan pengembangan, serta strukturisasi kekuatan.

Dephan AS dalam laporan tahunannya kepada Kongres 3 Maret 2008 menyatakan anggaran militer Tiongkok kurang transparan. Beijing mengejar posisi adidaya dengan mengutamakan “penguasaan persenjataan mutakhir, investasi pertahanan serta penguasaan iptek.”

Tujuan Dana Militer

Beijing menegaskan dana militernya penyempurna teknologi peluru kendali, serta transformasi. Pentagon menjelaskan alih teknologi persenjataan Tiongkok dari AS, Eropa Barat dan Rusia. Kontak TPR-Pentagon mencairkan ketegangan akibat biasnya informasi.

Dialog militer Tiongkok-AS terhenti, akibat bantuan militer pemerintahan Bush kepada Taiwan Oktober 2008 senilai US$ 6,5 miliar, termasuk rudal dan helikopter serbu. Usul pelanjutan dialog pasca-kunjungan Menlu Hillary Clinton ke Beijing, Indonesia dan Asia, Februari 2009.

Dialog militer di Beijing 27-28 Februari 2009 bertema: Kebijakan Pertahanan. Menurut jubir Dephan Hu Changming dialognya informal. Jubir Kedubes AS di Beijing Susan Stevenson menolak merinci karena belumdiagendakan Pentagon maupun Deplu AS. Ketegangan awal akibat persinggungan pesawat intai AS EP-3 dengan pesawat China tahun 2001.

Intelijen Obama mengatakan bantuan persenjataan AS kepada Taipei, bertujuan menyeimbangkan kekuatan di Selat Taiwan, istilah resmi Barat-AS tentang  hubungan Beijing-Taiwan. Direktur Intelijen AS Dennis Blair menegaskan,  naiknya belanja militer China 17,6 persen-atau US$ 61 miliar pada 2009 “mengancam keamanan” Selat Taiwan.

AS melukiskan China Cyber-Terorism dan suksesnya pengorbitan satelit komunikasi Tiongkok Mei 1997 dan Mei 1998. Satelit-satelit Dongfanghong-3 memiliki 24 transponder, empat kali melampaui Satelit Dongfanghong-2. Sejak 1990-an Beijing membangun GPS-Global Positioning System  penyempurna kapasitas komunikasi strategisnya.

Pengembangan program antariksanya dibantu Prancis melalui Chinese Academy of Aerospace Technology. Awal 2000 China mengorbitkan pesawat antariksa 20 ton, menyusul 2007 pesawat berawak mengorbit bumi.

Tersedia 13 miliar yuan bagi pertahanan antariksa. Tahun 1994 Laksamana Liu Huaqing meresmikan 
Pusat Teknologi Antariksa penguji semua sistem dan melatih para kosmonotnya. Tersedia jet-jet tempur termodern, 70-80 persen  dana tank, fregat, termasuk lima kapal selam berkelas Kilo.
Awal 2000, MiG-19/J-6 dihapus, personelnya dikurangi, biaya pemeliharaan,  biaya pembuatan dan impor pesawat tempur termodern dinaikkan.

TPR membangun pusat AU terbesar Asia, dan kedua terbesar dunia, dengan 1.000 pesawat. Tahun 2000, tersedia 50 heli Mi-17, 52 Sukhoi, 100 rudal AA-8 dan 144 rudal AA-10 untuk Sukhoi-SU-27, serta 100 rudal SA-10 SAM, dan 100 jet buru sergap. AU juga punya 10 pesawat Ilyushin 76 dan satu pengebom Il-28.


Menurut Pentagon, Beijing mengabaikan keamanan Aspas, mengembangkan kemampuan-ambisi militer strategis. Analis Andrew Moravcik mengatakan modernisasi militer Tiongkok karena ketinggalan puluhan tahun. TPR kini realistis mengikuti situasi geopolitik. Dana dasar US$ 58,8 miliar hanya sepersembilan anggaran militer AS - US$ 534 miliar tahun 2010. ● 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar