Beberapa
saat setelah mantan presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq diboyong KPK dengan
status tersangka dalam kasus suap kuota impor daging sapi, jutaan kader PKS
di berbagai daerah di Indonesia pun langsung bereaksi. Ada beraneka macam
jenis reaksi.
Dari
berbagai reaksi yang muncul, yang paling menarik adalah reaksi dari
sejumlah kader muda PKS yang masih berstatus pelajar dan mahasiswa. Mereka
yang masih menyandang amanah di berbagai organisasi intra maupun ekstra di
sekolah atau kampusnya masing-masing ini menunjukkan militansinya sebagai
kader yang begitu mencintai PKS dengan melakukan pembelaan ha
bis-habisan.
Justifikasi bertubi-tubi di berbagai media sosial dan fitur internet lainnya yang
membela LHI dan PKS pun terus berdatangan dari para kader muda tersebut. Justifikasi
dari para kader muda tersebut terlihat dari sejumlah pernyataan-pernyataan,
poster-poster, artikel-artikel di berbagai media sosial, hingga pembuatan
grup facebook yang menyatakan dukungan terhadap LHI dan pembelaan terhadap
PKS.
Hal
ini menunjukkan bahwa kaderisasi PKS yang masuk melalui penetrasi ke berbagai
organ intrasiswa dan mahasiswa di sejumlah sekolah dan perguruan tinggi di
Indonesia, ternyata berjalan sangat sukses. Daerah-daerah yang sukses
tersebut, di antaranya Depok, Bandung, Banten, Semarang, Yogyakarta,
Padang, Medan, serta Aceh. Di sejumlah daerah tersebut, terdapat perguruan
tinggi-perguruan tinggi dan sekolah-sekolah dengan kualitas pendidikan relatif
baik di Indonesia.
Daerah-daerah
di atas menjadi lumbung kader muda PKS. Selain di daerah- daerah tersebut,
di berbagai daerah lainnya, seperti Jawa Timur, Lampung, Sumatra Selatan,
Riau, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan hingga Maluku, PKS juga
tengah gencar melakukan penetrasi untuk menjaring pemuda-pemuda kelas
menengah menjadi kader-kadernya.
Selanjutnya,
usai justifikasi terhadap LHI mereda, topik pengangkatan Anis Matta sebagai
pengganti LHI menjadi presiden PKS pun kembali meramaikan nama PKS di
seantero Indonesia. Siapa yang meramaikan topik ini? Mereka kembali datang
dari daerah-daerah di atas yang menjadi lumbung kader muda PKS. Hal
ini juga ditunjukkan oleh sejumlah kader muda PKS yang membanjiri media
sosial dengan pernyataan-pernyataan dukungan terhadap Anis Matta, bahkan
hingga memasang foto Anis Matta menjadi foto profil dalam akun media sosialnya.
Pembuktian bahwa daerah-daerah tersebut sebagai lumbung kader muda PKS
semakin terbukti setelah Anis Matta menentukan daerah-daerah yang menjadi
tujuan safari dakwahnya.
Dalam
melancarkan aksi justifikasinya, para kader muda PKS dibantu oleh
keberadaan sejumlah media massa partisan yang dimiliki PKS. Media massa
partisan inilah yang mencoba melawan arus serangan media massa besar lain
yang seolah anti-PKS. Media massa partisan ini bukan hanya ada di tingkat
nasional, beberapa media massa lokal juga terlihat memiliki haluan yang
sama.
Beberapa media massa tersebut bertempat di daerah-daerah yang hampir sama dengan
daerah-daerah yang disebutkan di atas sebagai lumbung kader muda PKS.
Daerah-daerah tersebut, di antaranya Semarang, Solo, kawasan pantura,
Muria, Banyumas, Kedu, hingga Jember.
Sejumlah
media massa partisan itu dalam memberitakan PKS terlihat membentuk pola
berbeda dengan sebagian besar media massa lainnya. Jika dilakukan
penelusuran terhadap semua berita yang terkait PKS di media itu, akan
didapatkan berita-berita yang cenderung memberikan pembelaan dan
berita-berita positif tentang PKS. Sejumlah berita-berita inilah yang
kemudian gencar disebarluaskan oleh para kader muda PKS yang aktif di
berbagai media jejaring sosial.
Dalam
studi geografi politik, ada teori geopolitik heartland dan rimland.
Heartland sebagai daerah yang
menjadi jantung kekuatan dari gerakan politik dan rimland sebagai daerah
yang menjadi perluasan ruang gerak kekuatan dari heartland tadi. Pola
menarik yang terlihat dari multiplier
effect kasus LHI menggambarkan heartland dan rimland PKS saat ini di
Indonesia.
Peristiwa
sebelumnya yang juga memicu terlihatnya heartland
dan rimland PKS adalah momentum
Pemilu 2009. Dari pemilu tersebut terlihat PKS meraih suara signifikan
di Sumatra, sebagian besar Jawa, hingga beberapa daerah di Kalimatan dan
Sulawesi. Hal ini mengindikasikan bahwa heartland PKS ketika itu berada di
Sumatra dan sebagian Jawa bagian barat. Kemudian, rimland-nya berada di beberapa provinsi di Kalimantan dan
Sulawesi.
Sementara,
dari kasus LHI sekarang terlihat terjadi perubahan geopolitik PKS.
Heartland PKS saat ini semakin luas hingga mencakup daerah-daerah yang
dahulunya menjadi rimland-nya
pada 2009. Daerah tersebut, antara lain, Kalimantan Selatan dan Sulawesi
Tengah. Otomatis ini membuat rimland-
nya pun semakin melebar hingga ke daerah Indonesia timur.
Dilihat
dari daerah-daerah di atas, tampak ada sebuah karakteristik daerah yang
menjadi sasaran perluasan geopolitik PKS, yaitu daerah-daerah yang memiliki
perguruan tinggi dengan kualitas relatif baik di Indonesia. Pasar PKS yang
menjaring kader-kader muda dari kelas-kelas menengah terdidik membuat
daerah-daerah tersebut pun menjadi geostrategi PKS dalam menentukan
geopolitiknya.
Masa Depan PKS
Penjaringan
kader muda di daerah-daerah adalah geostrategi bawah tanah PKS yang paling
sukses dibanding berbagai parpol lainnya di Indonesia. Jumlah kader muda
ini diduga sudah mencapai jutaan di Indonesia. Mereka dirancang dari sekarang
untuk menjadi pemimpin-pemimpin di daerah.
Kasus
LHI yang menghancurkan citra PKS saat ini di mata publik secara umum, tidak
berpengaruh terlalu besar terhadap kesetiaan para kader muda.
Sistem kaderisasi doktrin melalui sistem kelompok-kelompok sel di PKS
membuat militansi mereka menjadi sangat kuat. Hal ini dibuktikan dari
penyangkalan dan justifi kasi yang dilakukan oleh hampir seluruh dari
mereka. Meski untuk 2014 kasus ini mungkin berdampak terhadap elektabilitas
PKS di publik, PKS menyimpan amunisi masa depan untuk mewujudkan visi
mereka. ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar