|
SUARA
KARYA, 31 Januari 2013
Sadar akan begitu
pentingnya nilai pohon, membuat umat berupaya untuk mempertahankan keberadaan
pohon. Hal tersebut dilakukan agar pohon tetap bisa memberikan manfaat secara
optimal dari fungsi ekologisnya di alam. 'Banyak pohon, banyak rezeki',
begitulah kampanye yang terus didengungkan pada Hari Pohon Sedunia dan Hari
Menanam Pohon Nasional, November lalu.
Berbagai upaya yang
umumnya dilakukan dan saat ini berkembang di masyarakat adalah kegiatan
penanaman pohon bersama. Kegiatan ini berlangsung di tingkat masyarakat,
institusi pendidikan, lembaga organisasi, lembaga pemerintahan, bahkan sektor
swasta dan pihak perusahaan pun ikut serta dalam menyukseskan program gerakan
menanam 1 miliar pohon dari Kementerian Kehutanan R.
Sebagai contoh,
kegiatan penanaman pohon bersama sudah menjadi agenda rutin yang dilakukan
oleh Forum Mahasiswa Pascasarjana IPB. Kegiatan ini merupakan bakti sosial
terhadap lingkungan yang dilakukan di desa sekitar kampus Institut Pertanian
Bogor, antara lain di Kampung Carang Pulang, Desa Cikarawang dan di Desa
Cihideung Ilir, Dramaga, Bogor.
Kegiatan penanaman
pohon tersebut merupakan kerja sama antara Forum Mahasiswa Pascasarjana IPB
dan warga di kedua desa tempat dilakukannya penanaman pohon. Melalui kegiatan
tersebut, diharapkan selain bisa mendapatkan manfaat fungsi pohon dari sisi
ekologis, juga bisa memberikan manfaat ekonomi bagi warga desa.
Pohon yang ditanam
merupakan pohon bernilai ekonomi yaitu dari jenis sengon (Paraserianthes falcataria L. Nielsen)
dan jabon/jati kebon (Anthocephalus
cadamba), sehingga bisa memberikan tambahan penghasilan melalui
pemanfaatan kayu dari pepohonan yang ditanam. Dilakukan monitoring terhadap
perkembangan pohon hingga siap panen dan juga disiapkan program untuk
penanaman pohon pengganti.
Keberadaan pohon di
alam selain memberikan nilai ekologis, juga memberikan nilai ekonomi. Nilai
ekologis yang diberikan pohon, yaitu melalui penyediaan jasa lingkungan.
Manfaat pohon dari segi ekologis antara lain sebagai penyerap emisi karbon
(melalui pemanfaatan gas karbondioksida oleh dedaunan dalam proses
fotosintesis), penyedia oksigen sebagai hasil fotosintesis, akar pohon
sebagai penahan air dan penguat lahan hingga mencegah terjadinya erosi, serta
sebagai habitat dari berbagai jenis biota yang ada di suatu ekosistem.
Keberadaan pohon juga
bisa memberikan dampak terhadap sektor ekonomi. Hal ini bukan berarti hanya
pohon yang memiliki nilai ekonomi tinggi saja (misalnya jati, eboni, sengon,
ulin, dan sebagainya) yang memberikan dampak, melainkan keberadaan pohon
secara keseluruhan dalam suatu ekosistem. Dampak positif ini disebabkan
berjalannya fungsi ekologis pohon sebagai penyedia jasa lingkungan yang telah
disebutkan sebelumnya, yang akhirnya memberikan pengaruh pada sektor ekonomi.
Bisa kita bayangkan
dampak yang timbul akibat kerusakan lingkungan dari hilangnya pepohonan.
Banjir Jakarta yang terjadi pertengahan Januari 2013 lalu, secara tidak
langsung adalah dampak dari hal tersebut. Berkurangnya jumlah hutan di daerah
hulu sungai, tepian sungai di bagian hilir yang telah menjadi pemukiman
penduduk, serta lahan terbuka hijau di Ibu Kota yang digantikan dengan hutan
beton, menyebabkan jumlah air permukaan melimpah, lalu meluap, dan terjadi
banjir.
Banjir Jakarta
tentunya berdampak pada sektor ekonomi. Transportasi terhambat, menyebabkan
komunikasi dan transaksi bisnis terganggu, serta berbagai dampak turunan yang
dirasakan sebagai gangguan bagi pelaku ekonomi. Belum lagi, masalah polusi
udara yang disebabkan oleh emisi kendaraan bermotor dan asap dari cerobong
pabrik juga menjadi penghambat dalam keberlanjutan ekonomi. Setidaknya,
melalui keberadaan pohon, masalah lingkungan yang pada akhirnya berdampak
pada keberlanjutan kegiatan perekonomian dapat diminimalisasikan.
Hijau untuk Negeri
Sektor swasta dan
perusahaan turut serta menyukseskan program gerakan menanam 1 miliar pohon.
Pihak perusahaan juga telah sadar akan pentingnya keberadaan pohon untuk
kelancaran dan keberlanjutan usaha mereka. Upaya penjagaan lingkungan yang
dilakukan perusahaan ditujukan untuk menjaga kelestarian alam dan lingkungan,
salah satunya melalui program Corporate
Social Responsibility (CSR). Program ini menjadi tanggung jawab moral
perusahaan terhadap lingkungan sekitar.
Upaya perusahaan dalam
melestarikan lingkungan dari pengaruh dampak pembangunan, salah satunya telah
dilakukan oleh kelompok Bakrie, melalui program Bakrie untuk Negeri. Program
ini dilakukan melalui agenda Hijau untuk Negeri, berupa kegiatan program
pelestarian lingkungan, program penanaman pohon, serta konservasi hutan.
Melalui program ini diharapkan dapat mendukung program pemerintah dalam
gerakan menanam 1 miliar pohon.
Tidak bisa dipungkiri
bahwa selama ini kegiatan penanaman pohon bersama lebih banyak dilakukan di
daerah hulu atau area sekitar daratan, misalnya, di hutan yang mengalami
kerusakan, lahan terbuka di , atau sekitar pemukiman penduduk.
Padahal, kegiatan penanaman
pohon bersama juga bisa dilakukan di kawasan hutan mangrove di kawasan
pesisir yang mengalami kerusakan. Hal ini perlu dipertimbangkan karena
kondisi kerusakan hutan mangrove semakin bertambah dari waktu ke waktu,
sedangkan tingkat keberhasilan hidup dari pohon mangrove yang ditanam sangat
kecil.
Jadi, perlu juga
diperhatikan alokasi untuk perbaikan ekosistem hutan mangrove agar dampak
positif dari hutan mangrove bisa dirasakan secara optimal, bernilai dari segi
ekologis serta dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir dari segi
ekonomi. ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar