Dari
Krisis Euro hingga Piala Eropa
(
Wawancara )
Marek Belka ; President of the National Bank of Poland
MEDIA
INDONESIA, 16 Juli 2012
“Sejak dua tahun terakhir perusahaan mulai fokus pada pengiriman barang
antarindividu. Indonesia terletak di lokasi yang menarik di dunia saat ini.”
TANPA menjadi anggota zona euro, Polandia ternyata juga
dipusingkan dengan krisis yang melanda anggota zona satu mata uang tersebut. Di
sela-sela pertemuan pejabat Towards
Country-led Knowledge Hubs di Nusa Dua, Bali, pekan lalu, wartawan Media
Indonesia Marchelo berkesempatan berdialog dengan President of the National Bank of Poland (Bank Sentral Polandia)
Marek Belka. Mantan Menteri Keuangan dan Perdana Menteri Polandia itu bercerita
mulai krisis ekonomi Eropa sampai Piala Eropa yang diselenggarakan negaranya.
Bagaimana pendapat Anda
tentang krisis yang terjadi di zona euro?
Ini bukan krisis terhadap mata uang (euro) karena mata uangnya
cukup kuat dan stabil. Ini merupakan krisis terhadap struktur institusi dari
zona euro. Jika kalian memiliki satu mata uang, anggota dari mata uang tersebut
harus memiliki syarat tertentu dari struktur ekonominya. Ekonominya harus
bergerak ke arah yang sama, tidak boleh berbeda dengan yang lain. Yang terjadi
di Eropa, beberapa negara berbeda dalam hal kebijakan fiskal, dalam hal daya
saing internasional. Jadi sulit untuk menerapkan mata uang yang sama dalam
situasi seperti ini. Ini merupakan inti dari krisis euro.
Bagaimana krisis
tersebut berdampak pada Polandia dan bagaimana Polandia menghadapinya?
Krisis tersebut berdampak besar bagi Polandia yang merupakan
tetangga dari zona euro. Kami bukan anggota zona euro, kami tidak punya euro
tapi menggunakan mata uang domestik Polandia. Tapi kami merupakan anggota Uni
Eropa. Dampak dari situasi di zona euro terhadap Polandia substansial.
Kami banyak berdagang dengan mereka. Perdagangan di antara negara Uni Eropa sangat intensif.
Kami banyak berdagang dengan mereka. Perdagangan di antara negara Uni Eropa sangat intensif.
Berapa jumlahnya?
Produk domestik bruto (PDB) ekonomi Polandia sekitar US$550 miliar
(Rp5.170 triliun), atau jika dihitung dengan purchasing power parity (PPP)
mendekati US$900 miliar (Rp8.460 triliun). Perbandingannya dengan PDB Indonesia
saya tidak tahu, tapi dalam PPP lebih besar kita sedikit karena tingkat harga
di sini, Indonesia, sedikit lebih rendah. Tapi ukuran ekspor Polandia sekitar
US$190 miliar (Rp1.786 triliun). Sebanyak 80% menuju negara-negara Uni Eropa,
60% menuju negara-negara zona euro. Jadi jika terjadi sesuatu yang salah di
sana, kami menderita.
Di sisi lain kami mengandalkan arus modal masuk dari negara-negara
Uni Eropa, tidak terlalu besar tetapi arus masuknya stabil. Jika terjadi
sesuatu yang salah di zona euro, arus modal masuk itu bisa bergejolak. Dan juga
70% dari sektor perbankan Polandia dimiliki grup finansial Eropa. Jadi jika
mereka bermasalah, kami juga dalam masalah. Bank kami juga bermasalah walaupun
tidak otomatis karena perbankan Polandia merupakan anak usaha yang independen (independent subsidiaries). Mereka
bekerja dalam hukum Polandia, kami mengawasi dan meregulasi mereka. Namun
kepemilikan asing dalam situasi tersebut dapat membuat ketidakstabilan.
Kekhawatiran terbesar kami dari krisis zona euro terjadi jika mata
uang yang sama bisa saja melemah atau runtuh, kami akan kesulitan menjaga pasar
tunggal (common market). Pasar
tunggal merupakan keberhasilan terbesar dari integrasi Eropa. Kami akan
kehilangan wilayah yang terdiri dari 28 negara anggota, termasuk Kroasia yang
baru saja masuk, Swiss, dan Norwegia. Kami punya wilayah yang memiliki
komoditas, jasa, orang, dan modal yang bergerak bebas. Itu merupakan lingkungan
yang fantastis. Polandia memanfaatkan itu sangat besar dari common market.
Saya pernah diberi tahu
Polandia memiliki ekonomi yang mirip dengan Indonesia, pasar domestik yang
besar, konsumsi yang besar, dan juga ekonomi berbasis industri dasar.
Anda benar. Dalam lingkup Eropa, kami memiliki kemiripan ekonomi,
ekspor hanya 40% dari PDB Polandia, bisa kurang bisa lebih tergantung nilai
tukarnya. Tetapi katakanlah Republik Ceko, tetangga kami, mereka dua kali
lipat, 80%. Kebanyakan negara-negara Eropa, terutama negara-negara yang lebih
kecil, volume ekspor mereka lebih besar daripada volume PDB. Jadi nega
ra-negara Eropa merupakan juara perdagangan, sedangkan (perdagangan) Polandia
lebih kecil.
Polandia punya lebih besar tenaga kerja internal dengan konsumsi
internal yang meledak bila dibandingkan dengan negara Eropa lainnya. Jadi kami
mengandalkan ekspor, tapi tidak sebesar tetangga kami. Ini mirip dengan
Indonesia yang juga memiliki basis industri yang luas. Kami merupakan produsen
besar walaupun sulit mengatakan apa yang terbesar, semuanya. Kami memproduksi
apa saja. Memang kami terkadang mengeluhkan produksi kami tidak memiliki
teknologi jika dibandingkan dengan Jerman atau Belanda, tapi kesenjangannya
mulai berkurang. Negara kami tidak hanya tambah kaya, tapi bertambah modern.
Bagaimana Anda melihat
ekonomi Indonesia? Apakah Anda punya saran bagi
pemerintah Indonesia untuk
meningkatkan ekonomi dan lingkungan investasi?
Tidak, tidak, jangan tanya saya seperti itu. Saya tidak akan
memberikan saran.
Biarkan saya memberikan pernyataan bahwa Indonesia merupakan ekonomi yang pertumbuhannya sangat cepat, salah satu ekonomi terbesar di dunia, demografi yang fantastis, dan kekayaan alam yang penting saat ini.
Biarkan saya memberikan pernyataan bahwa Indonesia merupakan ekonomi yang pertumbuhannya sangat cepat, salah satu ekonomi terbesar di dunia, demografi yang fantastis, dan kekayaan alam yang penting saat ini.
Indonesia memiliki perspektif yang brilian dan prospek untuk masa
depan.
Indonesia terletak di lokasi yang menarik di dunia saat ini. Pusat dari ekonomi global secara bertahap bergerak dari AS dan Eropa menuju Asia dan kalian berada di sini dengan China, Jepang, Australia, dan India. Ini tempat untuk berkembang dan saya senang mengatakan Indonesia menggunakan kesempatan ini untuk berkembang.
Indonesia terletak di lokasi yang menarik di dunia saat ini. Pusat dari ekonomi global secara bertahap bergerak dari AS dan Eropa menuju Asia dan kalian berada di sini dengan China, Jepang, Australia, dan India. Ini tempat untuk berkembang dan saya senang mengatakan Indonesia menggunakan kesempatan ini untuk berkembang.
Polandia memiliki
otoritas pengawas keuangan (financial supervisory authority/FSA). Indonesia
akan memilikinya. Bagaimana Anda melihat pentingnya memiliki FSA?
Ini sangat penting. Perdebatannya apakah FSA harus berdiri
terpisah atau berada dalam atap yang sama dengan bank sentral. Ada beberapa FSA
yang berada dalam bagian bank sentral. Ini masalah yang harus didiskusikan,
tetapi setiap negara membutuhkan sebuah FSA.
Sektor perbankan dan keuangan sangat penting dan memproduksi
banyak pengaruh eksternal untuk diregulasi. Jadi ini merupakan keputusan yang
baik, kalian harus mengembangkannya. Jika belum memiliki FSA, kalian harus
memilikinya karena ini merupakan tanda ekonomi yang mapan.
Pertanyaan terakhir,
bagaimana Piala Eropa di Polandia berdampak kepada ekonomi? Katakan saja
Portugal yang mengadakan Piala Eropa 2004 dan sekarang mereka bermasalah dengan
utang besar saat ini.
Baik, pertama hati saya berdarah, kami tidak lolos ke babak kedua.
Jadi Anda tahu ini pertanyaan sulit. Tapi serius, Polandia jangan dibandingkan
dengan Portugal. Dalam hal populasi, kami empat kali lebih besar. Kedua,
Portugal juga merupakan penyelenggara tunggal, sedangkan kami hanya
menyelenggarakan setengahnya Piala Eropa.
Jadi kami hanya membangun empat stadion dan satu di antaranya
sudah ada, hanya membutuhkan sedikit modernisasi. Jadi efektifnya kami hanya
membangun tiga stadion di tiga kota besar Polandia. Jadi itu tidak masalah
apalagi sebelum Piala Eropa, kami tidak memiliki satu stadion pun yang modern
di Polandia. Pengeluaran lain ialah akselerasi program jalan tol dan
pengembangan bandara Polandia. Ini akan tetap ada dan melayani negara untuk
beberapa tahun mendatang. ( marchelo@mediaindonesia.com ) ●
Tidak ada komentar:
Posting Komentar