Om
Liem dan Duka Indonesia
Haryono Suyono ; Mantan Menko Kesra dan Taskin
Sumber : SUARA
KARYA, 23 Juni 2012
Selama dua minggu terakhir, Indonesia berkabung secara tidak
resmi. Suasana dukacita itu muncul karena salah seorang tokoh yang tidak sering
disebut namanya secara terbuka, Sudono Salim alias Om Liem atau Liem Sioe
Liong, dipanggil oleh Tuhan Yang Mahakuasa pada 10 Juni dalam usia 97 tahun.
Surat kabar di Indonesia, Singapura, dan banyak negara lainnya, dihiasi iklan
dukacita berbagai ukuran.
Sesungguhnya puluhan ribu, bahkan jutaan warga ingin juga
mengungkapkan rasa dukacitanya ditinggal oleh seorang tokoh yang tidak banyak
bicara, tetapi berbuat banyak untuk rakyat kecil dengan hati yang penuh kasih
sayang. Ia berjuang dengan tekun dan tidak kenal lelah untuk mencapai puncak.
Om Liem banyak melakukan kegiatan bisnisnya dengan menjadi produsen komoditas
yang merangsang dan membantu rakyat kecil. Sehingga rakyat bisa mendapatkan
pekerjaan dan menjadi pengusaha yang sukses menopang hidup keluarganya.
Sebut saja Indofood Sukses Makmur, produsen berbagai jenis mi.
Produk itu menjadi idaman dan sarana usaha jutaan pengusaha penjual mi di
berbagai belahan bumi Indonesia yang hidup mati keluarganya sangat tergantung
pada pasokan yang tidak pernah putus. Bahkan, tahan terhadap persaingan, karena
selalu muncul sesuai permintaan yang memberikan rasa puas kepada penggemarnya.
Rakyat kecil penganggur dengan mudah bisa belajar menjadi
pengusaha dengan menjadi tukang mi rebus. Atau, dengan bahan baku mi, dapat
diciptakan berbagai jenis makanan kesukaan konsumennya. Melalui produk mi saja,
sebenarnya Om Liem bisa menyandang gelar seorang entrepreneur sosial yang
memihak kepada rakyat banyak.
Puncak sumbangannya yang ikut memberi kebanggaan kepada bangsa,
yang tidak pernah diungkap ke permukaan, adalah saat HUT ke-50 Republik
Indonesia. Sebagai seorang pengusaha yang berhasil, banyak sekali kegiatan
menyambut perayaan 50 tahun RI itu yang pembiayaannya dipercayakan kepada para
pengusaha teman-teman Om Liem. Mereka bekerja sama dengan pemerintah dan rakyat
di seluruh pelosok Tanah Air.
Gema perayaan itu sampai ke negara-negara nonblok, karena secara
kebetulan Presiden RI waktu itu, Bapak HM Soeharto, sedang mendapat giliran
sebagai Ketua Gerakan Non Blok. Dalam menghormati perayaan hari kemerdekaan
itu, sebagai Ketua Gerakan Non Blok, Presiden RI Bapak HM Soeharto dipercaya
oleh para pemimpin Gerakan Non Blok untuk menyampaikan pernyataan kesiapsiagaan
bekerja secara gotong royong membangun bangsa-bangsa di dunia untuk secara
langsung menyampaikannya kepada Sekjen PBB di New York. Prasasti pernyataan itu
dipersiapkan secara rapi dengan bantuan Om Liem dan kawan-kawannya.
Om Liem adalah salah satu dari empat tokoh--HM Soeharto, saya
sendiri (Haryono Suyono), Sudwikatmono dan Om Liem--yang bersama-sama menggagas
peranan swasta dan konglomerat dalam upaya pengentasan kemiskinan melalui
pendirian Yayasan Damandiri yang sampai sekarang tetap berkiprah dalam jalur
yang sangat signifikan. Tak kurang dari 13,6 juta keluarga miskin pernah diajak
mengikuti gerakan sadar menabung dengan tabungan awal sebesar US $ 1.00 atau Rp
2.000 pada waktu itu, yang sebagian besar dananya berasal dari kantong Om Liem.
Gerakan sadar menabung itu menghasilkan 10,3 juta keluarga miskin
bisa pinjam modal usaha yang dana awalnya dikumpulkan dari konglomerat dan
sebagian besar juga berasal dari Om Liem dan kawan-kawan dekatnya. Terima kasih
dan selamat jalan, Om Liem. Semoga arwahnya diterima di sisi-Nya sesuai amal
ibadahnya. ●
Tidak ada komentar:
Posting Komentar