tag:blogger.com,1999:blog-3124115284778447908.post6109783100902413744..comments2024-03-10T13:31:39.746+07:00Comments on Budisan's Blog: Pendidikan Gaya Katakbudisansbloghttp://www.blogger.com/profile/17864825337320936958noreply@blogger.comBlogger1125tag:blogger.com,1999:blog-3124115284778447908.post-20923921180581019702012-09-15T16:07:12.796+07:002012-09-15T16:07:12.796+07:00Mohon permisi ingin memberi komentar saja:
1. Ber...Mohon permisi ingin memberi komentar saja:<br /><br />1. Berhati-hati dengan penggunaan perumpamaan teori lompatan katak karena teori itu sudah memiliki paten di dunia statistik yang bernama Rantai Markov (Markov Chain) yang membuat sebagian negara di dunia khususnya eropa dan asia timur jaya menjadi negara berkualitas. Bila tidak salah teori dibawa ke tanah air dan pernah diwacanakan ke DPR, namun ditolak yang membawa teori ini adalah Bapak BJ Habibie.<br /><br />2. Saya memang pernah berdiskusi dengan beberapa orang bahwa sesungguhnya yang diharapkan oleh pemerintah adalah persaingan sehat. Apa maksudnya dengan persaingan sehat dahulu atau masih terjadi bila anda lihat di koran permintaan seorang tenaga kerja dari sekolah terkemuka atau universitas terkemuka karena kualitasnya baik, tetapi tidak melihat apakah orang tersebut memang memiliki kompetensi di bidang tersebut. Kesimpulannya: pemerintah ingin dari sabang sampai merauke menjadi sama dalam pendidikan tidak ada diskriminasi atau hal lainnya yang dilakukan oleh otoritas pemerintah, lembaga pendidikan, tenaga pendidik, atau elemen lainnya dari suatu wilayah lokal, walaupun caranya pemerintah kurang tepat karena pemerintah daerah dan elemen lokal tidak bersedia di bawa ikut dengan pemikiran pemerintah lebih ekstrim lagi sebutan teman saya PENAMPILAN BOLEH KOTA PIKIRAN WONG DESO.<br /><br />3. Pendidikan pada hakekatnya di belahan dunia manapun dan dari segala zaman memiliki perilaku buruk, apakah itu? Lembaga pendidikan berpikir dengan gaya lompatan kristop yaitu bahwa murid yang bersekolah di tempat dimana dirinya menuntut ilmu bukan karena mereka memilih bersekolah di tempat itu, tetapi lembaga pendidikan memilih mereka untuk menuntut ilmu di tempat tersebut. Saya adalah penentang utama teori ini karena bila anda seorang yang memiliki kemampuan pemahaman yang rendah tidak mungkin dapat mendapat pendidikan yang layak karena mereka tidak sudi mendidik anda<br /><br />4. Pernyataan jurnalis itu kurang tepat untuk menggambarkan pendidikan karena jurnalis tidak memaparkan ilmu pengetahuan baru kepada pembaca, namun memberi informasi kepada pembaca baik kepada mereka yang memang sudah memahami informasi tersebut maupun yang belum. Jadi mereka bukan mengedukasi, tetapi memberi informasi kepada pembaca sehingga seorang pembaca yang memiliki tingkat pemahaman yang rendah tidak mungkin mengerti informasi yang disampaikan untuk itu dibutuhkan lembaga pendidikan yang dengan setia menuntun mereka dari tingkat pemahan rendah hingga mencapai tingkat pemahaman yang cukup.Dog_man84https://www.blogger.com/profile/12695875377108066169noreply@blogger.com